All Chapters of Jangan Pegang, Coach: Chapter 91 - Chapter 100

125 Chapters

Bab 91 : Setelah Jam Kerja

Rabu malam, 9:15 PM – River Valley ApartmentLampu-lampu kota Singapura kelihatan dari jendela apartemen, memantul di kaca dan memantul juga di mata Mey yang sedang memperhatikan Rafael dari meja makan. Makan malam udah selesai, tapi mereka belum beranjak. Di meja, masih ada dua gelas wine setengah isi dan piring yang belum diberesin.Rafael duduk di seberang, nyender santai, kemeja udah dibuka dua kancing, rambut sedikit acak-acakan. “Hari ini gila juga ya,” katanya pelan.“Gila banget,” jawab Mey. “Aku bahkan baru bisa napas normal jam dua belas tadi.”Rafael ketawa. “Tapi kita berhasil.”“Ya, untuk hari pertama, not bad.” Mey menatap gelasnya. “Mr. Kim kayaknya lumayan terkesan.”“Dia terkesan sama kamu, lebih tepatnya.”Mey mendengus kecil. “Nggak, dia terkesan sama struktur presentasinya. Dan data yang kamu bantu validasi.”“Hmm.” Rafael ngangguk pelan, tapi senyumnya samar. “Tetep aja, kamu yang bikin ruan

Last Updated : 2025-10-07

Bab 92 : Ritme yang Baru

Kamis pagi, 7:00 AM – River Valley ApartmentCahaya pagi nyelinap masuk lewat celah tirai. Mey kebangun duluan hari ini, masih dalam pelukan Rafael. Dia diem beberapa detik, nyadar posisi mereka: dekat, tenang, nyata.Semalam beneran kejadian. Bukan mimpi, bukan impuls.Tapi kali ini beda, nggak ada rush, nggak ada tekanan, nggak ada rasa takut kehilangan.Cuma dua orang yang sama-sama milih untuk tetap di sini.Rafael mulai gerak pelan, matanya kebuka setengah. Pandangan pertama jatuh ke wajah Mey.“Morning,” suaranya masih serak, berat.“Morning,” jawab Mey pelan.Ada jeda sunyi di antara mereka, nggak canggung, cuma… butuh waktu buat mencerna semuanya.“So…” Rafael mulai hati-hati. “We're okay?”Mey senyum kecil. “Yeah. We’re okay. You?”“More than okay.” Dia narik Mey sedikit lebih dekat, cium keningnya. “Tapi kita harus ngomongin ini properly, ya.”“Yeah, we should. Tapi nanti aja.

Last Updated : 2025-10-09

Bab 93 : Ordinary Days, Finally Ours

Jumat pagi, 8:00 AM – River Valley ApartmentAlarm bunyi lebih awal dari biasanya. Hari ini ada meeting sama klien jam 10 pagi, mereka mau siap-siap ekstra.Mey bangun duluan, langsung ke kamar mandi. Rafael udah stretching di balkon, rutinitas paginya yang selalu konsisten.“Coffee ready in five!” teriak Rafael dari luar.“Make it strong!” balas Mey dari kamar mandi.Pagi ini rasanya beda dari kemarin. Ada semacam semangat di udara, bukan gugup, tapi lebih ke antusias. Minggu pertama hampir selesai, dan mereka berdua ngerasa udah dapet ritmenya.Sarapan cepat, overnight oats yang udah disiapin Mey semalam, kopi, dan potongan buah. Simpel, tapi cukup.“Siap buat hari ini?” tanya Rafael sambil nyuci piring.“Born ready,” jawab Mey yakin. “Klien F&B ini skalanya kecil. Presentasi kita solid. Harusnya lancar.”“Famous last words,” Rafael nyengir.“Pesimis.”“Realistis.”Kali ini

Last Updated : 2025-10-09

Bab 94 : RafFit Reunion

Sabtu pagi, 8:30 AM – River Valley ApartmentMey kebangun gara-gara notifikasi dari Rafael:“Gym clothes ready? We’re leaving in 30 mins.”Dia melirik jam. Masih kepagian buat ukuran weekend. Tapi dia tau, ini penting buat Rafael — hari di mana dia bakal ngajak Mey ke tempat yang dia bangun dari nol.Mey bangkit, nyari outfit gym yang pas. Tank top hitam, legging abu-abu, sneakers putih. Simple tapi tetap kelihatan percaya diri.Pas dia keluar kamar, Rafael udah siap. Kaos tanpa lengan, track pants. Typical gym guy look, tapi somehow tetap aja kelihatan effortless dan... ya, menarik.“Morning, Raf,” sapa Mey “Morning,” jawab Rafael, “Ready for the weekend?”Mey baru aja selesai nyisir rambutnya. Rafael masih di dapur, isi shaker-nya dengan protein powder sambil humming pelan lagu dari playlist gym mereka dulu.“Aku masih nggak percaya kita beneran ke RafFit hari ini,” kata Mey, ngambil botol air dari meja.

Last Updated : 2025-10-10

Bab 95 : Awal Minggu Kedua

Minggu malam, 9.00 PM – River Valley ApartmentMey dan Rafael duduk di sofa, laptop terbuka di antara mereka. Presentasi buat Mr. Kim udah masuk tahap revisi terakhir. Malam itu mereka cuma ngecek detail kecil sebelum meeting besok pagi.“Slide 12 datanya udah aman belum?” tanya Mey sambil nunjuk layar.Rafael nge-zoom in. “Udah, semua udah aku cross-check sama laporan keuangan. Clear.”“Mr. Tan dari F&B gimana?”“Emma bilang minggu ini dia bakal follow up. Feeling-ku sih positif.”Mey mengangguk pelan, lalu bersandar. “Dua calon klien dalam seminggu… lumayan banget buat startup baru.”“Bukan lumayan lagi,” Rafael nyengir kecil. “Emma udah mulai bangun pipeline buat kuartal depan.”Mereka diam sebentar. Cuma suara cooling pad dan klik mouse yang kedengeran.“Raf?” Mey nyeletuk.“Ya?”“Kamu sadar nggak, akhir-akhir ini kamu keliatan jauh lebih santai?”Rafael ngelirik. “Santai

Last Updated : 2025-10-11

Bab 96 : Momentum Dan Komplikasi

Kamis pagi, 8:30 AM – River Valley ApartmentMey kebangun gara-gara HP-nya bergetar terus. Notifikasi email masuk beruntun—lima dari calon klien, tiga dari Emma, satu dari Mr. Lim soal detail kontrak.Rafael masih tidur di sebelahnya, napasnya berat tapi tenang. Dua minggu terakhir mereka kerja tanpa henti, dan akhirnya capeknya kelihatan juga.Mey pelan-pelan turun dari tempat tidur, bikin kopi, lalu duduk di balkon. Udara pagi Singapura masih sejuk, suara hawker stall dari bawah mulai kedengaran, dan orang-orang udah sibuk dengan rutinitas mereka.Tapi pikiran Mey nggak tenang.Email-email itu kayak wake-up call—Bisnis mereka tumbuh terlalu cepat.---9:15 AM – OfficeEmma udah datang duluan. Whiteboard di ruang meeting penuh coretan timeline dan post-it warna-warni."Morning,” sapa Emma tanpa basa-basi. "We need to talk about expansion."Rafael dan Mey baru masuk. "What kind of expansio

Last Updated : 2025-10-12

Bab 97 : Ritme Baru

Sabtu pagi, 8:00 AM – River Valley ApartmentMatahari baru naik. Udara masih sejuk, aroma kopi menyebar dari dapur. Rafael lagi ngocok telur di panci kecil, sementara Mey duduk di meja dapur, rambut masih berantakan, hoodie kebesaran, laptop kebuka setengah.“Pagi,” sapa Rafael tanpa nengok.“Pagi,” jawab Mey dengan suara masih serak. “Kamu bangun duluan?”“Jetlag kerja,” Rafael nyengir. “Tubuhku udah auto-wake jam tujuh.”Mey menatapnya sebentar. “Kamu sadar nggak, kamu makin kelihatan kayak suami rumahan?”“Kalau masak dan nyapu termasuk suami rumahan, ya, aku terima gelar itu,” jawab Rafael santai.Mereka sarapan bareng. Telur, roti, dan kopi. Simpel, tapi nyaman.Setelah dua minggu penuh kerja, weekend ini mereka sepakat: no meeting, no laptop, no stress.“Rencananya hari ini?” tanya Mey sambil ngelempar pandang ke arah Rafael.“Gym dulu. Terus grocery. Malamnya mungkin hawker center?”“Hmm,” Mey

Last Updated : 2025-10-13

Bab 98 : Retakan di Pondasi

Minggu pagi, 7:00 AM – River Valley ApartmentMey kebangun gara-gara notifikasi dari Mr. Kim.Isi pesannya: kontrak mereka harus direview ulang, ada masalah di timeline yang ternyata sempat ke-skip.Dia baca email itu sambil Rafael masih tidur di sebelahnya. Isinya panjang, detail, dan jelas banget nunjukin ada gap di rencana eksekusi mereka.Jantung Mey langsung drop.Masalah pertama, dan ini bukan yang kecil.---8:30 AM – Office, Emergency MeetingBegitu semua orang sampai, Emma langsung panggil rapat darurat."Mr. Kim flagged issue with timeline," jelasnya sambil nunjuk ke proyektor. "Manufacturing setup requires supplier approval, which we initially underestimate. The Approval process can take up to six weeks, but we promised a total timeline of three months.""So we're looking at two-week delay minimum,"Rafael ngitung cepat."At least," Emma ngangguk. "Which means client unhappy

Last Updated : 2025-10-14

Bab 99 : Gelombang Tenang Sebelum Perubahan

Sabtu pagi, 8:00 AM – River Valley ApartmentUdara apartemen pagi itu tenang. Terlalu tenang, mungkin.Mey berdiri di dapur, bikin kopi sambil buka laptopnya, refleks yang udah jadi kebiasaan bahkan di akhir pekan.Rafael baru keluar dari kamar, masih setengah ngantuk, rambutnya acak-acakan. “Kamu udah kerja?” suaranya serak.“Cuma ngecek email bentar.”Dia nggak nengok, tapi Rafael bisa lihat garis tegang di bahunya.“Weekend, Mey.”“Aku tau.”“Cuma pengen kamu beneran istirahat.”Mey akhirnya tutup laptop, mengembus napas. “Oke. Setengah hari aja, janji.”Rafael nyengir. “Setengah hari juga masih kerja.”Rafael jalan ke arah dapur, ngerangkul dari belakang. Tubuhnya hangat, aroma kopi bercampur sabun dari kulitnya. “Kamu tau nggak, waktu kamu kayak gini... aku inget masa-masa di Body Zone dulu. Kamu juga selalu datang paling pagi.” kata Rafael sambil mengecup tiap-tiap bagian sekitar punggung

Last Updated : 2025-10-15

Bab 100 : Tiga Bulan Berlalu

Rabu pagi – Kantor Tiga bulan terakhir terasa kayak satu musim penuh kehidupan baru.Suasana kantor di Singapura sekarang udah jauh banget dari waktu pertama kali Mey dan Rafael datang. Dulu cuma dua meja, satu printer, dan suara AC yang terlalu dingin. Sekarang tim mereka udah berisi empat orang. Priya yang super enerjik, Jason yang perfeksionis banget, ditambah dua orang baru: Amir, si client manager yang jago banget diplomasi, dan Sofia, junior analyst yang gesit tapi masih suka panik pas revisi mendadak.Mey duduk di ruang meeting sambil ngetik laporan kuartal pertama.Di layar laptopnya, angka-angka revenue kelihatan kayak bukti nyata semua kerja keras mereka: naik tiga kali lipat dibanding bulan pertama.Pipeline untuk kuartal berikutnya juga udah penuh, delapan calon klien baru dalam proses finalisasi.Pintu kaca terbuka, dan Emma masuk dengan dua gelas kopi. "This is for the CEO who is writing a report at eight in the morning," katanya

Last Updated : 2025-10-16

...

8 9 10 11 12 13

SCAN CODE TO READ ON APP