"A-aku ..,” “Tak perlu menjawab, sayang … aku hanya ingin … mendengar suaramu, sedikit saja.” Laura terdiam, jantungnya berdentum seperti genderang perang. Satu tangan Brian naik, menyibak rambutnya ke samping. Lalu bibirnya menyentuh kulit leher jenjang Laura dengan perlahan, nyaris menyiksa. Sentuhan itu bukan kelembutan, melainkan sebuah tanda kepemilikan. Bibirnya hanya diam sebentar di sana, lalu bergerak perlahan menyusuri tulang lehernya, hingga suara napas Laura terdengar goyah. Remasan lembut nan sensual di bagian dada Laura membuatnya tak bisa menahan diri. Lenguhan rendah lolos dari bibirnya, dan Brian … suka itu. “Begitu lebih baik sayang. Kau suka?” Laura terhenyak dan merutuk dalam hati pada dirinya yang terlena. “Jangan mengujiku Brian.” ucapnya begitu berhasil mengatur nafas yang memburu. Brian terkekeh. “Ini baru permulaan, tapi kau sudah begitu kesal? Tenanglah Laura. Aku tidak akan tidur seranjang denganmu malam ini,” ucapnya pelan, namun tajam seperti tus
Last Updated : 2025-07-29 Read more