Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif

Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-07-25
Oleh:  Nath_eBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
10Bab
27Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

“Kau milikku sekarang!” Ucap lelaki bermata biru langit itu. “Dan sekarang kau harus melayaniku sesuai dengan perjanjian kita!” Laura harus menelan pil pahit setelah Dave, kekasihnya menipu dan mempermalukan keluarganya di hari pernikahan mereka. Brian mengambil alih posisi Dave dan menikahi Laura tanpa banyak bicara. Ia menyelamatkan Laura dengan sebuah perjanjian kontrak. Harus menjadi istri Brian selama 3 tahun. Siapa sangka ternyata Brian adalah ketua mafia yang menguasai hampir separuh dari benua Eropa. Apa motivasi Brian memaksa Laura untuk menjadi istrinya dan apakah Laura akhirnya jatuh hati pada Brian?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Dibuang dihari Ulang Tahun

Laura sudah menunggu selama satu jam.

Ia duduk di dalam kafe kecil dengan lilin ulang tahun yang menyisakan setengah dari panjangnya saja di atas slice kue red velvet pesanan Laura.

Gadis cantik itu gelisah, berusaha menghubungi Dave tapi ponselnya mati. Penampilan all out-nya malam ini, rasanya bakal sia-sia. Padahal Laura sampai harus pulang awal untuk menyiapkan acara makan malam spesialnya malam ini.

Laura melihat jam tangan untuk kesekian kali. Dave terlambat. Lagi.

Kali ini... ada rasa aneh yang bergelanyar di hatinya. Entah kenapa, insting Laura berkata Dave tidak akan datang.

Tepat ketika dia hendak meraih ponsel untuk menelepon, sepasang pria dan wanita melewati tempat duduknya. Seseorang yang sangat dia kenal berjalan mesra dengan seorang perempuan di pelukannya.

Laura membeku. Napasnya seakan hilang dari dadanya.

Itu Dave, dan wanita dalam pelukannya itu … Bella, teman sekantor Dave.

Hati Laura mencelos menyaksikan kemesraan keduanya. Dave yang setengah mabuk terlihat mencumbu Bella tanpa malu.

Aroma parfum mahal tercium saat keduanya berjalan didepan meja Laura. Itu aroma yang sangat dikenalnya, spesial diberikan pada Dave saat anniversary pertama mereka. Branded dan limited edition!

Laura bahkan harus merogoh kocek sangat dalam untuk memesan sebotol parfum keluaran produk ternama Paris itu.

Laura menahan diri tak ingin membuat keributan. Meski hatinya sakit sekali saat perempuan dengan heels tinggi, rambut pirang bergelombang, dan bibir merah menyala itu melumat bibir kekasihnya dengan penuh nafsu. Di hadapannya.

“Jalang sialan ..,” ucapnya menahan geram.

Mereka duduk tepat di meja seberang, dan tertawa lepas dengan tatapan bergairah tanpa menyadari kehadiran Laura.

Dave tidak melihatnya.

Atau … pura-pura tidak melihat.

Laura tak tahan lagi, ia memutuskan untuk mendekat.

“Dave?” suaranya kecil, hampir terselip di antara deru musik dan gelas kopi. “Apa yang kau lakukan?’

Pria brengsek itu akhirnya menoleh. Sekilas. Lalu menghela napas.

“Laura.”

Cuma itu. Tanpa senyum. Tanpa penjelasan.

“Aku … menunggumu, apa kau lupa janji kita hari ini?” Laura beralih menatap Bella yang segera menjauh dan bersikap canggung di sampingnya.

“Bella, apa yang kau lakukan dengan tunanganku?” Airmata Laura nyaris menetes.

Bella tersenyum kikuk, “Ah Laura, aku pikir kau … pergi keluar kota.”

“Keluar kota? Aku? Untuk apa?” Laura tak bisa lagi menahan diri. “Jadi … kalau aku keluar kota inikah yang kau lakukan Dave?”

Dave berdiri mendekati Laura, berusaha meraih tangannya. “Dengar Laura, ini salah paham. Aku pikir kau … kau itu ..,”

“Apa … aku kenapa? Kau tega melakukannya bahkan di hari anniversary kita?!”

“Dengar, Laura ini … tidak seperti yang kau kira. Ini hanya makan malam biasa.” Kilah Dave berusaha membela diri.

“Kau pria terbrengsek yang pernah aku kenal Dave,” suara Laura gemetar, bulir bening itu akhirnya tak terbendung lagi.

“Kita putus!”

“Laura, please! Jangan bersikap kekanak-kanakan seperti ini?!’ Dave meraih cepat tangan tangannya dan mendekapnya dalam pelukan.

Tapi panas dan sesak di hati Laura butuh lebih dari sekedar pelukan untuk bisa meredamnya.

“Minggu depan kita menikah, kau tidak bisa melakukan ini padaku?!”

Laura melepas paksa pelukan Dave. “Tidak bisa katamu, coba saja! Pernikahan itu tidak akan pernah berlangsung!”

Laura membuang cincin berliannya dan tepat jatuh ke dalam gelas wine Bella. Ia keluar dari ruangan yang begitu sesak baginya dengan derai air mata. Mengindahkan Dave yang berteriak di belakang sana.

“Oke, fine! Leave it! Kau terlalu banyak drama. Dan jujur aja, aku bosan dengan kenaifan mu!”

Kata-kata itu menampar keras Laura. Ia tak berbalik ataupun menoleh. Saat ini ia hanya ingin menjauh dan pergi dari Dave.

Langit mulai menangis mengiringi Laura yang melangkah gontai tanpa tujuan. Di hari ulang tahunnya, Laura harus menelan pil pahit.

“Seharusnya aku mendengar kata-kata mereka … seharusnya aku tahu jika Dave hanya menginginkan uang dan warisan ayah. Seharusnya aku … aaaaaaargh!”

Laura berhenti, mendongak ke atas dan meluapkan kekesalannya. Yah, semua sudah terlambat untuk disadari tapi belum terlambat untuk mundur.

Puas melampiaskan kekesalannya, ia kembali berjalan ditengah lebatnya hujan.

Mobil-mobil melintas cepat. Sorot lampu menusuk mata. Dan suara-suara klakson yang memekakkan telinga.

Laura tak peduli tubuhnya mulai.menggigil, lututnya lemas, dan ia mulai kehilangan kendali atas dirinya. Seketika Laura ambruk di tengah trotoar.

Tapi seseorang menangkapnya sebelum Laura benar-benar jatuh.

Bukan orang asing. Tapi bukan juga orang yang dikenalnya.

Lelaki itu memakai setelan hitam. Wajahnya tajam dan dingin. Matanya kelam, tapi menyala samar tertimpa sorot lampu jalan yang temaram.

Laura tidak sempat bertanya siapa dia karena dunianya berubah gelap dalam hitungan detik.

Suara dering ponsel membangunkan kesadaran Laura. Ia membuka mata perlahan. Untuk sesaat, Laura tidak menyadari keadaan sekitar.

Lalu samar terdengar suara seorang lelaki yang tengan berbicara dengan seseorang.

Saat itulah, Laura sadar bahwa dirinya berada di kamar mewah yang asing.

Kasur empuk. Dinding putih bersih. Tirai beludru biru tua. Dan bau... kayu manis dan tembakau halus.

“Astaga, dimana ini?!”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
10 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status