"Ma, tolong bukain pintu. Aku di depan pintu samping sekarang."Ponsel diletakkan kembali di nakas dan Bu Ambar tergesa melangkah keluar kamar. Seluruh ruangan di rumah itu sudah redup karena waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Saat membuka pintu, Erlangga sudah berdiri di sana. "Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam. Kamu dari mana?""Dari apartemen, Ma. Nggak ada Vania, makanya ke sini. Maaf, kalau ganggu tidurnya Mama.""Mama belum tidur," jawab Bu Ambar sembari mengunci pintu."Ya sudah, kalau gitu Mama segera istirahat." Erlangga hendak melangkah, tapi lengannya ditahan sang mama. "Pakdemu nggak ngusik kamu lagi, kan?""Mama, tidak perlu khawatir. Dia macam-macam denganku, rahasia besarnya bakalan terbongkar.""Maksudmu?""Aku tahu siapa WIL-nya yang dibelikan rumah di Alamanda Regency, Ma.""Kamu tahu itu?" tanya Bu Ambar lirih.Erlangga mengangguk. "Sudah malam, Mama segera tidur." Selesai bicara Erlangga melangkah menaiki tangga. Bu Ambar menuju ke kamarnya sambil memperhati
Terakhir Diperbarui : 2025-09-11 Baca selengkapnya