All Chapters of Mendadak Menikah Dengan Mantan: Chapter 11 - Chapter 20

"Masalah pertunanganku dengan Alex masih merupakan rahasia, karena reputasi keluarga Goldman. Dan seharusnya ini bisa menjadi pembicaraan yang mengharukan antara dua saudara, tanpa adanya orang asing." Ceicillia melirik Katie dengan raut wajah tidak suka yang sama sekali tidak dia sembunyikan. "Ma, maafkan aku. Saya mohon diri Mr. dan Miss Tang ..." Katie yang merasa tersindir, dengan canggung meminta ijin untuk undur diri. "Tidak perlu lagi." Ceicil mencegah gadis itu pergi. "Karena aku sudah menyelesaikan urusanku di sini. Permisi." Ceicillia sudah membalikkan badan untuk meninggalkan ruangan CEO perusahaan, saat Victor memanggilnya, "Wait, Ceicillia!" "Kenapa?" "Sebenarnya, uhm ... Kamu tahu kan sebagai asisten pribadi, Katie membutuhkan ruangan yang dekat denganku. Jadi aku menempatkan dia di ruanganmu." Victor berkata dengan cengiran serba salah."You whaaat?" Ceicilla membentak kasar. Tak meng

"A, aku tidak menyentuhnya." Kathie menjawab dengan nada memelas. Berharap Victor akan merasa kasihan dan membela dirinnya di hadapan Ceicillia."Serriously? Jadi maksudmu kamu tidak menyentuhnya dan imac-ku menyala sejak tadi? Aku baru saja pindah ruangan dan bahkan belum sempat membukanya." Ceicillia ingat benar bahwa benda itu tadi dalam kedaan mati saat dia keluar ruangan. "Cukup! Berhenti memperlakukan asisten pribadiku seperti kriminal." Sesuai yang diharapkan Kathie, Victor merasa iba dan membela gadis itu. "Sebaiknya saya undur diri ..." Katie buru-buru pergi meninggalkan ruangan dengan memasang wajah sedih. Dan dengan bodohnya Victor mengekor di belakangnya. "Katie, tunggu ..." Victor menyusul dan menghentikan langkah Katie. "Adik anda sepertinya membenci saya, Pak. Meski saya tidak tahu entah apa salah saya kepadanya." Katie sengaja mengeraskan suara saat di luar ruangan. Beberapa pegawai p

Ceicillia merasa bingung untuk menjawab tawaran Augusto, sampai terasa sebuah getaran dari ponsel di saku dressnya. Gadis itu memanfaatkan situasi itu untuk memecah pembicaraan dan ajakan yang kurang menyenangkan Augusto. "Mohon maaf Mr. Vitale. Mungkin ini pesan yang cukup penting." "Sure." Augusto tidak keberatan dan Ceicillia langsung memeriksa ponselnya. Yang ternyata sebuah pesan dari Alex. Alex : Apa kamu sudah selesai memeriksa draft yang kukirim? Ceicil : Hei, save me! Augusto kembali bertingkah menyebalkan. Ceicillia tidak membuang kesempatan. Langsung meminta Alex untuk menyelamatkan dirinya dari ajakan dinner Augusto. Alex : Katakan padanya kamu punya janji kencan dengan tunangnmu. Alex : Di restoran Solaree satu jam lagi, aku akan memboking tempat. Ceicil : Thank you! 'Inilah yang aku sukai dari Alex. Dia selalu bisa mengerti apa

Dengan terburu-buru Ceicillia mencoba mendatangi dua sosok yang dia yakini sebagai Augusto dan Kathie. Pasangan itu sedang berada di seberang jalan raya dari tempatnya saat ini. Pandangan mata Ceicillia lurus tertuju kepada pasangan itu, sampai tidak melihat sebuah taksi melaju dengan kencang ke arahnya. "Dhiiiiiiin! Dhiiiiiiiiin!" Suara klakson terdengar memekakkan telinga, dan sorot lampu mobil yang sangat terang membutakan mata, membuat Ceicillia berdiri terpaku di tengah jalan raya. Tak sanggup bergerak ketika sebuah mobil melaju sangat cepat dan semakin dekat ke arahnya. 'Gawat, sepertinya aku akan tertabrak.' Ceicillia hanya bisa pasrah dan menutup matanya. Menantikan hantaman mobil yang melaju kencang. Apa yang ditakutkan Ceicillia tidak terjadi, karena sebuah tangan kokoh meraih tubuhnya dan menariknya kembali ke pinggir jalan. Mobil taksi tadi tak lama kemudian lewat sambil membunyikan klakson d

'Yaampun, aku sampai lupa belum memberi tahu mama!' Ceicillia membatin panik setelah panggilan teleponnya dengan Alex berakhir. 'Bagaimana reaksi mama ya kalau tahu aku akan menikah dengan Alex?' "Sekarang masih jam 9 pagi. Berarti di Indonesia masih sekitar jam 9 malam kan? ... Mama pasti belum tidur jam segini?" Ceicillia mencari kontak mamanya, namun alih-alih menelpon, dia mengirimkan pesan terlebih dahulu. Takut mengganggu mamanya jika ternyata sudah beristirahat. Ceicillia : Mama, sudah tidur belum? Aku ingin bicara. Satu detik berlalu, satu menit, lima menit, sampai tiga puluh menit berlalu namun sang ibu tidak memberikan jawaban. Ceicillia pun menganggap beliau sudah tidur. Dan memutuskan untuk menelfon nanti saja saat di Indonesia susah pagi. Ceicillia sudah hendak kembali berkutat dengan tumpukan dokumen di atas meja saat sebuah ketukan terdengar dari pintu kantornya. Tak lama k