All Chapters of Mendadak Menikah Dengan Mantan: Chapter 51 - Chapter 60

Setelah acara pemotretan di roof top, Ceicillia masih harus melalui beberapa sesi pemotretan dengan keluarga inti mereka. Sebelum akhirnya kembali ke ruang ganti untuk berganti pakaian. Untuk acara kedua adalah pemberkatan dan pengambilan janji suci yang sakral. Jadi Ceicillia sengaja memilih wedding dress yang lebih tertutup. Gaun long sleeves lace, potongan square neck, dan desain mengembang di bagian bawah. Rambut panjang Ceicillia ditata rapi ke atas kepala dengan sebuah tiara dan ditambahkan sebuah veil sepanjang punggung. Set perhiasan yang dikenakan untuk acara ini juga terkesan elegan namun tidak berlebihan. "Semuanya mulai terasa mengharukan sekarang, putri kesayanganku akan melepas masa lajangnya." Miranda berkata dengan kedua mata berbinar. Menghampiri putrinya yang baru selesai berdandan untuk acara pemberkatan. "Mama ..." Ceicillia kembali diserang oleh rasa bersalah kepada sang ibu.

Upacara pemberkatan dilanjutkan dengan acara ramah tamah dan perkenalan kepada masing-masing keluarga dan kolega. Ceicillia dan Alex kembali terjebak dalam kerumunan manusia yang ingin bersalaman dan memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua. Saat hari beranjak malam, pesta dilanjutkan dengan acara after party yang lebih hangat. Di bawah gemerlap cahaya bulan dan bintang yang seolah ikut merayakan hari bahagia mereka. Ceicillia kembali berganti pakaian dengan gritery cocktail dress yang lebih nyaman. Alex juga tidak lagi memakai tuxedo, hanya kemeja dan vest tanpa dasi yang lebih kasual. Keduanya berbaur dan beramah-tamah dengan para tamu undangan dengan lebih santai. "Apakah seluruh acara ini terlalu berlebihan?" William bertanya saat Ceicillia dan Alex akhirnya bergabung duduk bersama keluarga inti mereka. "Well, tidak juga. Pesta ini cukup okey." Ceicillia memberikan jawaban. "Memang sedikit melelahkan, sehingga aku

"Sebenarnya aku ingin mengatakan hal ini kepadamu sejak dulu. Tapi aku takut, aku takut kamu akan pergi meninggalkanku atau membatalkan pernikahan kita. Jadi aku menunggu sampai kita sudah sah menjadi suami istri." Alex berkata dengan raut wajah yang sulit untuk diartikan. "Saat kamu mendengar aku marah dan berteriak di telephone waktu itu, aku minta maaf karena tidak bisa memberikan jawaban yang baik kepadamu." "Kamu berbicara dengan siapa waktu itu?" Ceicillia menanyakan rasa penasarannya yang belum terjawab. "Daddy, aku berdebat dengannya." Alex mengehela napas panjang. "Seperti yang kamu tahu aku adalah putra tunggal keluarga Goldman. Jadi Dad mendesakku untuk segera menikah dan memiliki keturunan, sebagai penerus keluarga." "Beliau juga menetapkan standart dan aturan yang terlalu banyak kepada siapapun kandidat yang akan menjadi istriku. Sehingga aku kehabisan waktu." "Waktu? Kamu tidak apa-apa kan?" Mau

Ceicillia kembali ke taman, ke tempat pesta diadakan. Berjalan ke arah meja untuk bagian keluarga, guna bergabung dengan Alex. Namun langkahnya terhenti saat melihat Victor sedang sendirian menikmati segelas sampanye. 'Aku harus memberi peringatan ke pada Victor.' Ceicillia pun merubah tujuannya. "Hei, Vic." Ceicillia menyapa kakaknya. Victor tersenyum lebar saat menyadari siapa yang memberi sapaan. "Hei, Sis." "Aku bangga sekali dapat mengantarkan kamu melewati aisle. Aku hanya berharap bahwa ayah kita dapat berada di sini untuk melihat betapa cantiknya dirimu." Ceicillia memotong pembicaraan Victor yang melankolis. Ingin segera memberi tahu tentang Kathie, sekretaris pribadinya. "Big brother, sesuatu telah dan akan terjadi di perusahaan kita. Tapi sebelum aku memberi tahumu, kamu harus ingat bahwa aku selalu benar jika menyangk

Terjadi sebuah eksplorasi penuh gairah yang sarat akan kerinduan. Jilatan panjang, gigitan lembut, dan permintaan yang menuntut lebih banyak lagi. Diiringi oleh deru napas memburu dan detakan jantung yang semakin bertalu. Menjadikan dunia di sekitar sepasang suami istri itu seakan terbalik. "Maaf, Cesi ...Aku lepas kendali." Alex melepaskan tautan bibir mereka setelah beberapa lama. Dia bangkit dari atas tubuh Ceicillia dan mengambil jarak. Ceicillia diam tanpa sanggup memberi jawaban, terlalu kaget dengan perubahan suasana yang tiba-tiba. Seakan dihempas begitu saja ke tanah setelah terbang tinggi di angkasa. Dia menata napas dan debar dada yang masih menggila. "Aku tidak ingin melakukannya dalam keadaan seperti ini. Aku tidak ingin kamu terpaksa ..." Alex buru-buru bangkit dari sofa. Kemudian berlari ke kamar mandi dan menghidupkan air shower. 'Jadi dia mengira aku terpaksa? Karena ingin menolongnya?' Ceicillia tertegun di sofa, melihat kepergian Alex. Merasa tidak rela kein