Lahat ng Kabanata ng Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia: Kabanata 91 - Kabanata 100

Tuan Fransesco menerima laporan dari Aldo dan Salvatore di sebuah gudang, dan dia sangat marah. "Dasar bodoh! Kalian yakin petinggi mafiosi Italia berada di klinik itu? Siapa mereka sebenarnya yang berani mengacak-acak wilayahku?" tanyanya dengan nada tinggi. Salvatore menjelaskan, "Boss, semalam telah terjadi keributan di klinik karena dipicu Leonardo, tunangan Bella, marah setelah dokter dan resepsionis bersikeras menolak memberikan informasi pasien." Tuan Fransesco penasaran dan bertanya, "Lalu, apa yang terjadi setelahnya? Apakah di sana terjadi perang antara dua kelompok mafia? Oh, betapa senang hatiku, mereka saling menumpahkan darah menghancurkan diri masing-masing!" Aldo menggelengkan kepala dengan ketakutan, "Tidak, Boss! Tidak ada adu tembak meskipun mereka sudah siap. Namun, Don Riccardo tiba bersama putranya yang telah menabrak tawanan kita sampai terluka parah dan membawanya ke klinik itu!" Oh, sial-! Tuan Fransesco terkejut dan menyadari bahwa musuh bebuyutanny

"Leon, beristirahatlah, aku saja yang menjaga Bella di sini untukmu!" Xavier menyarankan saat bertemu di ruang tunggu di depan ruang perawatan VVIP. "Ayolah, berilah aku kesempatan membayar kesalahanku kemarin!" Sungguh dia menyesal telah mencelakakan seorang wanita karena kurang berhati-hati saat itu. "Duduklah, kita belum berkenalan secara baik-baik sejak semalam," Leonardo membalas dengan tenang, tak ada dendam lagi tersimpan di dalam pikiran. Tangan bersedekap seolah ruangan dingin menyekap dalam kebimbangan, dan berkata, "Entahlah, aku tidak tahu harus berterima kasih atau marah padamu, tetapi Bella sudah aman di sini berkat kau dan ayahmu, jadi semua utangmu lunas tak perlu merasa bersalah lagi." Raut Xavier gembira, pria sebaya dirinya, berlapang dada menerima kejadian mengerikan sebagai sesuatu yang membuat mereka akhirnya bertemu dan bersatu mencari perawatan terbaik bagi keponakan Don Marco Brando. "Thanks, bro, awalnya aku tak yakin kau akan memaafkanku. Sikapmu begitu

Don Marco Brando memerintahkan seluruh jaringan kolega di Spanyol melakukan pengintaian terhadap musuhnya, Tuan Fransesco dan kedua pengawalnya. Akhirnya, lokasi gudang penyimpanan barang ilegal ditemukan di pinggiran kota yang jauh dari pemukiman. Luis Santiago dan Damien bergerak cepat membuka jalan bagi dua tim lain menyerang di titik berikutnya. Di luar gudang, empat penjaga telah dihabisi lebih dulu, lalu Leonardo dan Xavier memasuki gudang dengan tiga pengawal. Sementara itu, Anthony dan Maximo masih memeriksa di sekeliling gudang sampai ke area belakang untuk memastikan tidak ada ancaman lain. "Apa kau yakin gudang ini tempat persembunyiannya mereka?" Xavier melihat banyak peti minuman dan box besar yang masih tersegel rapi. Perburuan pertama kali dilakukan seumur hidupnya, dan dia belum tahu banyak tentang risiko dihadapi saat mengejar musuh ayahnya. "Bedebah Fransesco, musuh bebuyutan Don Riccardo, seringkali menjegal logistik milik kami. Coba buka box itu, dan lihat

"Apa maksud kata-kata Papa tadi?" Xavier bertanya dengan nada marah, tegak berdiri setelah panggilan telepon ke putra Leonardo berakhir. "Bukankah aku cuma anak satu-satunya dari Papa dan Mama, lalu mengapa tadi bilang Bella itu anakmu juga? Berarti selama ini kau mengkhianati mendiang Mamaku!" Konflik keluarga Don Riccardo dipicu oleh celetukan Don Marco Brando sebelumnya. Putranya menjadi geram, bila benar korban kecelakaan ternyata adik tirinya. Leon dan Anthony saling melirik, informasi dari ayah Maximo belum pernah didengar sama sekali. "Xavier, biarkan ayahmu bicara dulu, kami juga ingin mengetahui kebenarannya karena menyangkut masa depan kehidupan tunanganku!" Leonardo meredam kemarahannya yang terjadi di meja makan. Secara tiba-tiba Don Marco Brando mengatakan hal itu bukan tanpa alasan. Giliran Maximo Brando ikut emosi, "Papa, apa kau tahu dari awal tentang ini? Baru saja mengatakan ke kami: Bella putrinya Don Riccardo, jadi aku dan Xavier juga saudara sepupu, bukan be

Malam yang panas begitu menggairahkan, di sebuah kamar hotel bergumul sepasang insan yang sedang bercinta. Fiona Giulia melampiaskan gelora nafsunya bersama pria yang disewa menemaninya. Perjalanan hidup putri Tuan Stefano Giulia yang lama sepi kini beranjak bahagia, dan menunggu malam-malam berikutnya bersama kekasih yang pernah dilukainya. "Oh, Leon!" desahnya nikmat, mengenang permainan panas mereka sepuluh tahun silam yang tak pernah hilang dalam ingatan. Fabio tak peduli, bila Fiona terus menyebut nama pria lain saat mereka sedang bersama, dia dibayar menyenangkan hatinya bukan mengurus kehidupan masa lalu wanita cantik itu. Hari begitu larut, namun permainan cinta mereka masih panjang. Awal bertemu di sebuah klub malam bergensi, berdansa hingga lelah dan dia jatuh dalam pelukannya. "Oh, sayang, kau dibayar mahal untuk membuatku bahagia dari sebelumnya. Lalu, kekasih lamaku, Leon akan menggantikanmu! Tunangannya sedang sekarat dan dia segera berpaling padaku lagi," arogansi