All Chapters of Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia: Chapter 81 - Chapter 90

Di ruang keluarga mansion Constanzo situasi makin bertambah tegang setelah penembakan penjaga oleh Tuan Muda Leonardo. Terdengar tangisan Matteo dari kamar yang ditempati Celine, asisten CEO Maximo Brando. Bergegas mereka ke lantai atas menemui bayi yang kerap menangis merindukan ibunya. "Apa Matteo baik-baik saja?" tanya Leonardo khawatir. "Oh, Tuhan, anakku demam lagi!" Merasakan dahi kecil hangat di telapak tangannya. "Sebaiknya keponakanku dibawa ke Paris saja, semua gara-gara perseteruan keluargamu, dan tembakan keras senjata tadi mengagetkan tidurnya!" Maximo mengomel kesal, keselamatan Matteo lebih penting dari konflik klan Constanzo. Raut kekasihnya, Celine, nampak ketakutan di sudut kamar. Seharusnya mereka kembali ke Perancis, namun penculikan Arabella di malam pesta membuat tinggal lebih lama di Milan. Matteo membutuhkan perhatian besar setelah kehilangan ibunya, dan cuma sahabat Arabella mampu menenangkannya. Leonardo memandang Maximo tajam, dan berkata, "Matteo

"Brengsek! Apa yang aku lakukan tadi?" Xavier memukul stir mobil di saat perjalanan kembai ke rumah sakit. "Seharusnya tadi tak usah berpura-pura meminjam pematik api, toh aku bukan perokok!" mengomel lagi. Pengawal dan kawan karibnya, Damien, mengangkat bahu, "Sudah aku bilang, jangan turun dari mobil, tapi kau sok tahu malah membuka kedok sendiri!" Akhirnya dia sudah tidak tahan melihat sikap putra petinggi mafiosi Italia mengambil keputusan tanpa berembuk dulu. "Tiga mobil berjejer di tempat kejadian kecelakaan itu bukan dari aparat keamanan setempat, itu yang aku perhatikan dari plat rnomor wilayah ini!" "Kau benar, bro! Seorang penjaga di sana membawa senjata api dibalik jaketnya, typically mafia. Sepertinya mereka tahu kabar kecelakaan wanita asing di sana!" Lalu, menyisir wilayah sampai ke seberang sungai dekat perkebunan liar. Xavier telah meneliti dengan seksama, meski cuma beberapa menit berdiri di sana. Damien setuju pendapatnya, dan menambahkan lagi. "Kurang lebih

Kegelapan yang menyelimuti pasien selama dua hari terbaring pasca operasi belum menunjukkan tanda perbaikan signifikan. Dokter Felipe terus memantau kondisi pasien sesuai instruksi kolega. Putra petinggi mafiosi Italia, Profesor Xavier, dan pengawal Damien baru saja tiba di rumah sakit langsung menjenguk ke ruang perawatan intensif. "Bisakah pasien dipindahkan ke tempat lebih aman lagi?" tanya Xavier dengan nada tegas. Dokter Felipe menjawab penuh kekhawatiran. "Kondisi pasien belum stabil meski operasi dua hari lalu berjalan lancar. Pasien belum sadar akibat benturan keras di kepala. Mengapa tak dibiarkan saja di sini dulu? Dokter lebih cepat menangani daripada berpindah lagi." Xavier menyampaikan informasi penting ke kolega ayahnya secara hati-hati. "Rumah sakit ini tidak aman bagi pasien. Sepuluh orang tak dikenal melacaknya dari lokasi kecelakaan hingga ke sini. Lebih baik segera dipindahkan ke tempat yang jauh lebih aman." Dokter Felipe terpaksa mempertimbangkan keputu

Secara misterius kejadian di rumah sakit kedua yang didatangi Leonardo, sama janggalnya seperti tempat Arabella pernah dirawat sebelumnya. Mereka sengaja menyembunyikan data pasien secara rahasia seolah ada sesuatu menghalangi menemukan tunangannya. Lalu, mencari tahu kantor direktur rumah sakit, meminta penjelasan lebih lanjut. "Maaf, Tuan. Direktur rumah sakit tidak ada di tempat, sedang ke luar negeri menghadiri pertemuan!" Lagi lagi seorang sekretaris cantik menutupi informasi darinya. Dengan tegas Master Anthony menunjukkan senjata dibalik jas-nya, mengitimidasi secara halus, "Nona, katakan saja di mana dia berada, jangan buang waktu kami!" Dengan ketakutan, sekretaris tergesa-gesa menelepon direktur yang dalam perjalanan kembali ke rumah sakit setelah makan siang dengan kolega. "Dokter Felipe, ada tamu penting menunggu anda di kantor, mohon segera datang secepatnya!" Empat pria gagah dan tegap berdiri bukanlah tamu biasa, tetapi orang-orang yang memiliki kekuasaan yang d

"Don Riccardo?" Manik biru sang pewaris menatapnya tajam penuh kemarahan, walaupun pria paruh baya itu merupakan kolega ayahnya dan partner bisnis, dengan tak peduli tetap menodongkan senjata ke arahnya. "Mau apa anda kemari? Pergilah menyingkir dari tempat ini, dan jangan pernah mengusik urusanku lagi!" teriaknya menggelegar. Ketegangan di luar klinik telah memuncak, sekelompok mafia bersenjata melawan kelompok mafia lainnya. Di luar lobby, meski tak seimbang empat orang pengawal Don Riccardo terus menodongkan senjata ke Leonardo, demi melindungi Boss dan putranya. Sikap mereka pun dibalas oleh enam pengawal utusan Don Marco Brando yang berbalik melawan mereka. Sementara Luis Santiago dan Master Anthony tetap di posisi mengancam kedua security. Senjata di tangan Leonardo berada dalam jangkauan target musuh yang baru tiba mengganggu, mengabaikan seorang dokter yang terjengkang di lantai setelah dihajar olehnya. Kini sekali peluru melesat darinya, pertempuran besar akan segera terj