“Aku juga mau dipuaskan, Malika.” ucap Alex rendah, seolah berbisik namun penuh perintah. Tangannya kemudian meraih tangan Malika, menggenggam erat, lalu membawanya turun menyentuh bagian paling sensitif dari tubuhnya. Seketika bola mata Malika membulat sempurna. Tubuhnya kaku, darah berdesir deras, wajahnya memanas. Jantungnya seperti ingin pecah. “A-Alex…” Suaranya tercekat, hampir tak terdengar. Namun Alex hanya menunduk, bibirnya begitu dekat di telinga Malika, lalu berbisik lagi, kali ini lebih menekan, “Lakukan, Malika.” Genggaman Alex membuat Malika tak bisa menolak. Dengan gemetar, jemari Malika pun mulai bergerak. Awalnya kaku, ragu, tapi perlahan ia mengikuti arahan Alex. Naik, turun, naik lagi. Begitu seterusnya. Alex langsung men-de-sah berat, bahunya naik-turun menahan sensasi. Ia menunduk, kembali melumat bibir Malika dengan penuh gairah. Ciumannya lebih dalam, lebih pan
Terakhir Diperbarui : 2025-08-24 Baca selengkapnya