Home / Romansa / Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan / 18. Di bawah Tekanan Alex

Share

18. Di bawah Tekanan Alex

Author: MessiAjh 02
last update Last Updated: 2025-08-25 15:16:25

Jam menunjuk 05.00 pagi. Udara masih dingin, cahaya matahari baru sekadar semburat samar di balik jendela besar kamar itu. Malika terbangun dengan gerakan kecil, matanya masih setengah mengantuk. Namun begitu ia membuka mata sepenuhnya, pandangannya langsung jatuh pada sosok Alex.

Pria itu sudah rapi. Celana jeans hitam melekat pas di kakinya, dipadu kaos hitam polos, lalu disempurnakan jaket kulit berwarna senada. Sepasang sepatu boots hitam ia kenakan, tali-tali sepatu baru saja ia ikat dengan cekatan. Rambutnya masih agak basah, membuatnya tampak lebih segar. Duduk di sofa dengan wajah serius, Alex terlihat lebih tampan dari biasanya, dan entah kenapa, lebih dingin.

Malika bangkit perlahan, duduk di pinggir ranjang sambil memeluk lutut. Hatinya berdebar, tapi ia berusaha menahan diri agar suaranya terdengar tenang. “Alex… aku harus pulang sekarang. Aku takut ibu bangun dan mencariku.” Ucapnya hati-hati, nyaris seperti permohonan.

Alex menoleh sekilas, lalu kembali menunduk, merapik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    58. Nyaman

    “Aku serius, Baby. Aku yang menggantikan peranmu untuk memenuhi kebutuhan Ibu.” Ucap Alex mantap.Malika terdiam. Matanya berkedip cepat, mencoba mengusir air mata yang hendak jatuh. Ia mendongak pelan, menatap wajah tegas suaminya yang terasa begitu dekat.Alex mengusap pelan pipinya dengan ibu jari. “Kita udah jadi satu, Baby. Uangku juga uangmu. Dan tanggung jawabmu juga tanggung jawabku.”Malika menelan ludah. Dadanya bergetar.“Jangankan untuk menanggung biaya hidup Ibu, bahkan membuat hidup Ibu mewah dan membelikan rumah dan segalanya untuk Ibu, aku juga sanggup, Baby.”Kemudian Alex tersenyum nakal.“Ibu makannya sedikit. Sangat gampang ditanggung.”Mira langsung tersenyum malu, sementara Malika memukul pelan lengan Alex.“Kamu ih…”Aku jujur sayang.” Alex terkekeh pelan. “Ibu terlalu makan sedikit. Ibu harus makan banyak biar cepat sembuh. Biar kita bisa bawa ibu menemui mantan suaminya yang tidak tahu diri itu.”Mira mengangguk, matanya berbinar penuh semangat.“Iya Nak Alex.

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    57. Bebanmu, Bebanku Juga

    “Alex, aku bisa sendiri…” Ucap Malika “Aku tahu.” Alex tersenyum tipis. “Tapi aku mau.”Dengan perlahan ia memotong steak Malika menjadi potongan kecil, tidak kasar seperti biasanya kalau ia makan sendiri. Setiap gerakan terlihat hati-hati dan lembut, seolah ia memegang sesuatu yang sangat penting.Malika menatapnya lama lalu menunduk, senyumnya muncul tanpa bisa ditahan.Xander melihat adegan itu. Dadanya hangat, hangat yang sangat jarang ia rasakan.Dalam hati, ia membisikkan sesuatu yang bahkan tidak ditujukan pada siapapun yang ada di ruangan itu.“Jose… putramu yang aku anggap anak kandungku, dia berubah. Lihat, Jose. Sekarang sudah ada senyum di wajahnya. Senyum yang dulu hilang sejak hari itu. Hari di mana kamu memutuskan untuk menyerah.”Tatapan Xander tertuju pada Alex yang kini menaruh piring berisi steak yang sudah dipotong di depan Malika.“Dia menemukan gadis baik, sederhana, polos, tapi tulus mencintainya. Dan putramu, dia juga mencintai gadis itu yang sekarang jadi ist

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    56. Kehangatan

    Kini, Alex mengangkat Malika dari pangkuannya dan membaringkannya di bathtub. Ia menatapnya dengan tatapan penuh cinta, seolah ingin mengabadikan setiap detail wajahnya."Aku mencintaimu, Malika," bisiknya tulus, lalu kembali mencium bibir Malika dengan lembut.Malika membalas ciuman Alex dengan penuh gairah. Ia melingkarkan tangannya di leher Alex, menariknya semakin dekat.Ciuman mereka semakin dalam dan intens, seolah menyalurkan semua rasa cinta dan has-rat yang selama ini mereka pendam. Tangan Alex semakin berani menjelajahi tubuh Malika, membuatnya semakin ber-gai-rah."Alex..." de-sah Malika lagi, saat Alex mulai menciumi payudaranya."Aku tahu kamu menginginkannya, Sayang," bisik Alex di telinga Malika, lalu kembali memberikan sentuhan-sentuhan yang membuatnya meremang.Malika tidak bisa menahan diri lagi. Ia membiarkan Alex menguasai tubuhnya, memberikan ke-nik-ma-tan yang tak terhingga. Ia merasa seperti melayang di awan, hanya ada dia dan Alex di dunia ini.Beberapa saat ke

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    55. Adegan Di Kamar Mandi

    Malika menatap lekat Alex.“Maksudnya? Aku nggak paham, Alex.” Alex mengalihkan pandangannya, selalu menghalang nafas sejenak, kemudian menjawab."Aku bukan orang biasa, Malika. Aku bukan hanya seorang CEO dan pemilik perusahaan, tapi aku juga punya bisnis gelap," ungkap Alex, akhirnya membuka semua rahasianya pada Malika. Ia ingin istrinya tahu siapa dia sebenarnya, tanpa ada yang ditutupi.Malika semakin kaget. Ia juga terlihat panik. Dunia yang selama ini ia impikan bersama Alex ternyata jauh dari kata aman dan bahagia."Apa kamu menyesal setelah tahu aku bukan orang baik?" selidik Alex, menatap Malika dengan tatapan intens. Ia takut Malika akan meninggalkannya setelah mengetahui kebenaran tentang dirinya.Malika menggeleng cepat. "Bukan itu, Alex. Aku sama sekali nggak menyesal. Aku juga nggak peduli mau kamu seorang mafia ataupun bukan. Karena aku tahu kamu punya alasan kenapa memilih jalan itu. Tapi aku takut, Alex. Aku takut kamu kenapa-kenapa," bebernya dengan wajah sedih. Ia

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    54. Bukan Orang Biasa

    Sinar mentari pagi menyelinap masuk melalui celah gorden, menerangi kamar tidur dengan cahaya keemasan yang lembut. Malika menggeliat dalam tidurnya, merasakan kehangatan yang menyelimuti tubuhnya. Ia membuka mata perlahan, mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya.Pandangannya tertuju pada sosok pria yang masih terlelap di sampingnya. Alex. Wajahnya terlihat damai dan tenang, jauh dari kesan dingin dan menakutkan yang biasa ia lihat. Malika tersenyum, mengusap lembut rambut Alex yang berantakan.Semalam, mereka telah menyatukan cinta mereka dalam keintiman yang tak terlupakan. Luka masa lalu seolah menghilang, tergantikan oleh harapan dan impian untuk masa depan yang lebih baik. Malika merasa bahagia dan aman berada di dekat Alex, pria yang kini telah menjadi bagian dari hidupnya.Perlahan, Alex membuka matanya, menatap Malika dengan tatapan yang penuh cinta. Ia tersenyum, lalu menarik Malika ke dalam pelukannya."Selamat pagi," bisiknya lirih, mencium kening Mal

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    53. Malam Pertama

    Malika diam sejenak. Tatapannya terpaku pada wajah Alex yang kini begitu dekat dengannya, mata yang dulu menakutkan, kini justru tampak lembut dan tulus. Ia bisa merasakan detak jantung pria itu yang berdegup pelan tapi pasti di dada bidangnya.Dan entah kenapa, malam ini terasa berbeda. Malam ini bukan lagi tentang ketakutan atau paksaan seperti dulu. Bukan tentang ancaman, atau rasa putus asa yang membuatnya pasrah. Ini adalah malam pertama mereka sebagai suami istri yang sah, malam yang seharusnya lahir dari cinta, bukan luka.Alex menatap balik, ekspresinya ragu namun hangat. Jemarinya menyentuh lembut pipi Malika, ibu jarinya menyapu sisa air mata yang masih menggantung di sana.“Kalau kamu nggak mau… atau belum siap malam ini,” ucapnya lirih, suaranya nyaris seperti bisikan, “aku nggak apa-apa, Malika. Aku akan menunggu dan nggak akan maksa. Aku cuma ingin kamu tahu kalau aku benar-benar menginginkanmu bukan karena nafsu, tapi karena aku mulai mencintaimu.”Kata-kata itu membuat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status