Udara di dalam neraka Ardhal terasa berat, pekat, dan panas. Setiap langkah yang diambil Aoka dan Nala menimbulkan suara seperti pijakan di atas bara. Aoka menggenggam tangan Nala erat. “Jangan lepaskan tanganku, apa pun yang terjadi.” Nala mengangguk lemah, matanya bergetar. “Aku takut, Aoka… tempat ini… seperti menelan jiwaku.” “Tenang,” bisik Aoka. “Kita hanya perlu terus maju, sampai menemukan jalan keluar atau… Itachi.” Belum sempat mereka melangkah jauh, tanah di bawah mereka retak. Suara bisikan aneh memenuhi udara. “Kenapa kalian datang ke tempat kutukan ini…? Bukankah seharusnya kalian lari…?” Nala menatap sekeliling. “Siapa yang bicara?” Dari kabut merah muncul tiga sosok wanita berwajah sama, tampak seperti Aoka. Senyum mereka sama, namun mata mereka kosong. “Tidak mungkin…” Aoka memundurkan langkah. Salah satu dari sosok itu bicara dengan suara identik, “Kau, Aoka, sang putri suku es. Kau melanggar hukum suku sendiri demi mengikuti pewaris elemen se
Terakhir Diperbarui : 2025-10-04 Baca selengkapnya