Keesokan paginya, halaman kuil diselimuti kabut lembut. Itachi duduk di beranda sambil menatap pegunungan jauh, merasakan keseimbangan baru di dalam dirinya. Fenrir berwujud roh kecil di sampingnya, sementara pedang Reizenkai diam berkilau. Guru Shunri datang membawa dua sosok lain, yaitu Nala dan Aoka. “Sekarang giliran mereka,” kata Shunri. “Kalian berdua juga akan berlatih dengan caramu masing-masing.” Latihan Nala dimulai terlebih dahulu. Di tengah ruang batu, simbol kutukan hitam muncul di tangan gadis kecil itu. Napasnya memburu, tubuhnya gemetar. “Tenangkan pikiranmu, Nala,” kata Shunri lembut. “Jangan lawan segel itu... rangkul dia.” “Tapi aku takut, Guru... kalau aku kehilangan kendali...” Shunri mendekat, menaruh tangan di bahunya. “Rasa takutmu adalah pintu untuk kendali. Lihatlah bukan sebagai kutukan, tapi sebagai sahabat yang terluka.” Nala menarik napas panjang, lalu memejamkan mata. Simbol kutukan di tangannya mulai meredup, berubah menjadi ungu kebiruan. Energ
Last Updated : 2025-11-09 Read more