All Chapters of Kecanduan Setelah Menikah: Chapter 41 - Chapter 50

Zoey sepenuhnya tertutup oleh sosok gelapnya. Setiap gerakan kecilnya terlihat jelas oleh Zayden.Zayden mengangkat kakinya yang panjang dan berjalan ke arah Zoey. Zoey mundur selangkah dengan kikuk, tetapi tangannya dipegang dengan lembut."Coba saja dulu. Kamu bisa berhenti kapan saja kalau merasa nggak nyaman."Bukankah kesopanan pada saat-saat seperti ini justru terkesan lebih nakal?Setelah terdiam lama, Zoey akhirnya menjawab, "Oke ...."'Dasar mulut sialan! Kamu bahkan nggak bisa menolak? Tunggu, apa aku perlu pejamkan mata sekarang? Atau tunggu nanti? Tolong!' seru Zoey dalam hati.Zoey menelan ludahnya dan merasa sesak napas. Kemudian, dia merasakan tangan besar menutupi wajahnya. Dia begitu takut dan langsung menggenggam erat tangan besar Zayden."Jangan gugup. Rileks."Suara Zayden begitu lembut dan kelembutan ini tidak pernah terdengar sebelumnya. Suaranya tidak lagi sedingin dulu.Zoey menarik napas dalam-dalam. Napas Zayden terasa makin dekat. Ketika melihat Zayden memeja

'Setidaknya, ucapkan terima kasih, dong .... Kamu yang nggak kasih tanggapan apa-apa benar-benar membuatku malu,’ gumam Zoey dalam hati....Tepat pukul setengah sepuluh, Dwi memasukkan koper mereka ke bagasi mobil. Zayden dan Zoey duduk di kursi belakang. Dwi menjemput Jerry terlebih dahulu sebelum melaju ke bandara.Sesampainya di bandara, mereka langsung berpapasan dengan Harvey dan Layla begitu turun dari mobil."Pak Zayden!" sapa Harvey dan Layla secara serempak.Zayden mengangguk, sedangkan Layla melangkah maju untuk mengambil koper Zayden."Pak Harvey," sapa Zoey.Kemudian, mereka berjalan memasuki bandara bersama-sama. Jerry dan Zayden berjalan di depan untuk mendiskusikan sesuatu, Layla mengikuti mereka, sedangkan Zoey dan Harvey berjalan di paling belakang."Kok kamu juga datang semobil sama Pak Zayden?" tanya Harvey dengan hati-hati."Aku nebeng," jawab Zoey sambil tersenyum."Pak Dwi juga sudah mulai terima kerja sampingan?" tanya Harvey dengan terkejut.Hehe ...."Mau ke D

Panggilan video dari Siena masuk lagi. Dia lumayan gigih dalam menelepon.Zoey menelan ludah, lalu mengedipkan matanya karena merasa ragu apakah dia harus menjawab panggilan itu atau tidak. Akan tetapi, dia mendapati Zayden tidak berhenti menatapnya.Ya ampun! Tak disangka, jiwa ekstrovernya mendadak lumpuh total di hadapan Zayden!Dengan tangan agak gemetar, Zoey menggeser tombol hijau itu dan menjawab panggilan video dari Siena. Ketiga orang itu pun muncul di layar ponsel bersamaan."Zay, ternyata benar-benar kamu!" Siena sedang duduk di halaman sambil minum teh. Dia dengan saksama mengamati pasangan serasi di layar ponsel.Melalui tampilan video, karena tampilan ponsel yang kecil, Zoey melihat Zayden yang bergerak makin dekat dengannya. Jarak mereka begitu dekat hingga dia bisa merasakan wajah panas pria itu hampir menempel di telinganya."Ibu," sapa Zayden."Kemarin, aku baru dengar Bu Jose bilang yang menikah denganmu itu Zozo. Habis itu, aku baru teringat! Pantas saja aku merasa

Zoey mengulurkan tangan untuk menutupi mata Zayden, lalu mencondongkan tubuh tanpa ragu dan mengecup bibir dinginnya.Zayden seketika terpaku di tempat. Pandangan di depannya gelap dan sedikit hawa panas keluar dari bibirnya yang dingin. Jakunnya bergerak dan napasnya yang berat menerpa leher Zoey. Tangannya yang mencengkeram pintu mobil juga mengerat.Sebelum Zayden sempat menikmatinya, Zoey sudah perlahan-lahan menurunkan tangannya dan mendorongnya. Zayden pun melangkah mundur dengan hati-hati, tetapi matanya masih tertuju pada Zoey.Zoey keluar dari mobil. Keduanya hanya diam saja, seolah-olah tidak terjadi apa-apa barusan.Zayden memandangi tangan Zoey yang tersembunyi di dalam saku dan tidak tahu harus meletakkan tangan besarnya di mana. Dia pun merangkul bahu Zoey dan berjalan menuju sebuah gang yang tidak jauh dari sana.Zoey memiringkan kepalanya dan melihat tangan besar yang terletak di bahunya. Jantungnya yang sudah berdebar kencang pun mulai berdebar dengan tidak karuan.Ked

"Emm ...."Suara serak Zayden terdengar dari ujung telepon. Harry memutuskan sambungan telepon dengan tangan gemetar. Kuku-kukunya terlihat memutih, bibirnya terkatup rapat, dan matanya terlihat sangat merah ....Dalam kesan Harry, Zoey adalah wanita yang disiplin dan tahu batasan, juga tidak akan asal berhubungan terlalu dekat dengan pria mana pun. Bahkan dia yang sudah berpacaran dengan Zoey selama lima tahun juga hanya pernah berpegangan tangan. Terkadang, dia bahkan butuh persetujuan untuk berpegangan tangan.Mereka berpacaran dua tahun selama kuliah, lalu menjalani dua tahun hubungan jarak jauh dan akhirnya satu tahun terakhir ini. Selama lima tahun berpacaran, Zoey tidak pernah bersikap melewati batas. Jika bukan karena latar belakang keluarganya, Harry bahkan akan mengira bahwa dia adalah putri keluarga kaya atau keluarga terpandang.Namun, hari ini, Zoey malah berbaring di pelukan pria lain, juga mengeluarkan suara yang begitu menawan dan menggoda. Meskipun tidak berada di loka