“Cukup.”  Suara bariton itu memotong tawa kecil dan bisik-bisik yang terjadi. Semua kepala menoleh. Abian berdiri di tengah ruangan, setelan jasnya rapi. Tatapannya tajam, tapi wajahnya tenang.  “Jangan terlalu keras sama dia,” lanjutnya sambil melangkah mendekat, berdiri di samping Reina. Nada suaranya seperti pelindung, tapi setiap kata adalah belati yang disembunyikan.  Reina menatapnya sekejap, harapan kecil muncul. “Akhirnya,” batinnya.  Abian menatap Reina yang sejak tadi hanya diam saja. “Dia memang belum memenuhi standar, tapi aku tahu sejak awal siapa yang aku nikahi,” ucapnya dengan suara rendah, tapi tegas.  “Dia memang belum sempurna,” lanjutnya, suaranya rendah tapi terdengar oleh semua tamu di sekitar meja. “Namun aku sudah memilihnya. Aku yakin bisa mengubahnya.”  Tante Ratna tersenyum puas, Bagas mengangguk setuju. Cindy menunduk, menutupi bibirnya dengan tangan, tapi matanya berbinar, sengaja menunjukkan kemenangan kecilnya. Reina bisa merasakan api kemarahan mul
 Last Updated : 2025-08-16
Last Updated : 2025-08-16