Raka berjalan ke sudut ruangan di belakang, jauh dari kerumunan. “Ya?” suaranya rendah, hati-hati, nyaris berbisik.“Kamu pikir aku ini mesin cetak uang, Raka?”Suara perempuan itu terdengar tajam dari ujung telepon, cukup pelan untuk tidak terdengar orang lain, tapi cukup menusuk hingga membuat jantung Raka berdegup lebih kencang.Raka mengeratkan genggaman pada ponselnya, melirik ke arah Reina yang sedang berbicara dengan Abian. “Cindy, aku sudah bilang, lukisan itu—”“Lukisan itu tidak ada nilainya dibanding kamu menghabiskan satu miliar hanya untuk memuaskan ambisi bodohmu dan … perempuan itu," potong Cindy, nadanya penuh tekanan.Raka terdiam, napasnya berusaha tetap stabil. Ia tahu, setiap kali Cindy marah, yang paling aman dilakukan hanyalah membiarkannya bicara sampai puas. Namun kali ini, nada suara wanita itu berbeda, lebih dingin dan lebih berbahaya.“Aku membelinya karena aku butuh, bukan
 Terakhir Diperbarui : 2025-08-11
Terakhir Diperbarui : 2025-08-11