Pada akhirnya, aku merasa saat ini bukan hal yang bagus untuk membahas hal itu. Dinda sedang sakit. Lebih baik aku memfokuskan diri untuk menemaninya, menungguinya sampai dia siuman.Terserah Dewi mau apa. Toh dia juga bukan gelandangan. Hanya tidak mau pulang ke rumahnya.Aku mengambil kursi dan duduk di sebelah ranjang Dinda. Dengan posisi duduk, aku merebahkan kepalaku di tepi ranjang. Sungguh lelah rasanya. Sungguh. Tapi mau bagaimana lagi.Aku tak benar-benar tertidur. Hanya memejamkan mata, mengubah posisi kepala, lalu bangun dan meregangkan tubuh, dan duduk lagi. Terus seperti itu hingga kemudian, kira-kira jam 4 pagi, Dinda siuman.Awalnya aku tidak tahu, dan aku baru menyadarinya saat tangannya dengan lemah membelai kepalaku. Aku pun segera mengangkat kepalaku, menatapnya. “Dinda...”“Mas... maaf... mobil...”“Ssttt... sudah, yang penting kamu sehat dulu. Gimana yang kamu rasakan sekarang?” tanyaku dengan suara serak.“Pusing... haus...”“Sebentar, aku tanya perawat dulu, kam
Last Updated : 2025-09-18 Read more