Aku membuka pesannya satu per satu. Isinya kurang lebih sama: ia bertanya apakah aku sudah sampai di lokasi, mengapa teleponnya tidak kuangkat, apakah aku sibuk. Hingga kemudian, Dinda juga meminta maaf karena pagi tadi langsung pergi mengantar temannya sampai tidak sempat berpamitan, apalagi aku akan ada pelatihan selama dua minggu.Yang jelas, Dinda lebih banyak meminta maaf dan memintaku meneleponnya saat aku tidak sibuk. Namun, yang paling menggangguku adalah ia sama sekali tidak membahas soal apa yang dikatakan Dewi tadi malam, dan tidak membahas sama sekali mengapa ia cuek saja saat Dewi masuk ke dalam kamar. Padahal, itu adalah situasi yang tidak normal.Baru saja aku selesai membaca pesan-pesannya, dan mungkin karena centangnya sudah berubah menjadi biru, Dinda segera meneleponku. Aku menghela napas panjang. Sial, ini membuatku harus mengangkat teleponnya. Padahal, aku sedang tidak mood sama sekali untuk bicara dengannya. Ya sudah, aku pun menghela napas panjang, dan mengangka
Last Updated : 2025-08-29 Read more