Setelah menyerahkan dompetnya pada Shanaya, Lucien dengan santai memasukkan satu tangan ke dalam saku. Wajahnya tenang seolah tak ada sedikit pun rasa bersalah, sama seperti biasanya.Shanaya ragu sejenak, tetapi kemudian berpikir, 'Kalau sudah diberikan, ya sudahlah… apa pun isinya hanya sekadar memuaskan rasa penasaranku saja.'Saat dia membuka dompet itu, tak ada sepeser pun di dalamnya. Bersih tak bersisa, bahkan lebih kosong daripada kantong orang miskin. Shanaya agak tersentak.Sekali lagi, di depan mata Lucien, jari-jari rampingnya menyelip ke dalam saku berlapis dan dengan cekatan menarik sebuah foto.Foto yang disebut Nayla, yang selama ini disimpan Lucien dengan hati-hati di dompetnya, kini muncul di hadapan Shanaya.Sebenarnya, Shanaya sudah memperkirakannya.Justru karena sudah menduga, Shanaya meminta dompetnya, ingin memastikan sendiri kebenarannya.Namun, saat melihat dirinya sendiri dalam foto itu, tersenyum percaya diri ke arah kamera, mata bersinar begitu tajam, Shana
Baca selengkapnya