Adrian menarik napas dalam-dalam, tersenyum tipis, lalu setengah bercanda berkata, "Tak perlu khawatir, kami itu sahabat. Aku tak akan melaporkannya ke polisi."Dia berhenti sejenak, lalu menjelaskan dengan lembut, "Tadi aku juga hanya karena terbawa emosi sesaat, baru bicara begitu pada Lucien."Yang dibicarakan, tentu saja adalah tentang anak yang ada di dalam perut Shanaya.Shanaya mengangguk pelan. "Aku tahu."Adrian menatap mata Shanaya dengan serius, lalu berkata, "Tapi kalau suatu hari kamu menyesal, aku bisa langsung menjelaskan padanya."Menjelang tengah hari, Nadira kembali ke rumah sakit. Kali ini membawa makanan bergizi untuk Shanaya.Sambil menasihati Shanaya agar makan lebih banyak, Nadira membuka pembicaraan. "Aku dengar dari dokter, besok kamu sudah boleh pulang, ya?"Shanaya bisa merasakan kepedulian tulus Nadira padanya, lalu cepat-cepat mengangguk. "Ya, memang begitu. Aku sudah bilang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Anda jangan khawatir, ya.""Kalau kamu sudah k
Baca selengkapnya