Semua Bab Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!: Bab 391 - Bab 400

Bianca hanya ingin menyerangnya habis-habisan sampai perempuan itu tak punya kesempatan untuk membalas. Namun, dia lupa satu hal penting!Bianca mengepalkan telapak tangannya, berusaha menenangkan diri sebelum akhirnya berkata dengan tenang, "Menuduh seseorang mencuri rahasia dagang tetap butuh bukti. Kalau aku bisa mendapatkan semua ini, itu hanya berarti kamu yang terlalu ceroboh.""Kamu benar juga kalau dipikir-pikir."Shanaya tersenyum tipis. "Sayangnya, apa yang dengan susah payah kamu curi dariku bukanlah obat yang aku kembangkan sendiri, apalagi yang akan dipresentasikan di konferensi hari ini."Sejak Bianca lewat perantara pemerintah berusaha menjalin kerja sama dengan tim proyeknya, Shanaya sudah lebih dulu waspada dan menyiapkan langkah antisipasi.Dia tahu Bianca tidak akan melepaskan kesempatan ini begitu saja.Karena itu, setiap langkah yang dia ambil sudah dia siapkan dengan cermat. Satu jebakan demi satu, menunggu Bianca terperosok ke dalamnya."Tidak mungkin!!"Bianca s

Shanaya mengernyit, refleks menoleh ke arah Lucien. Wajah pria itu tampak dingin, suaranya tenang tetapi mengandung tekanan saat berkata, "Sejak kapan Grup Wiraatmadja ada di bawah kendali Anda?"Nyonya Gayatri mengangkat dagunya sedikit, menatapnya tajam. "Kalau kamu sudah mencampuradukkan urusan pribadi dan pekerjaan sampai sejauh ini, bagaimana mungkin Grup Wiraatmadja bisa terus dipercayakan padamu?"Begitu melihat Nyonya Gayatri muncul, Bianca akhirnya bisa bernapas lega.Lihat saja bagaimana kali ini Shanaya yang tak tahu malu itu bisa lolos dari bencana ini?Masalah sudah terlanjur membesar. Sekarang, siapa pun dari tim proyek yang mencoba membelanya, nama Shanaya tetap akan hancur tak tersisa.Shanaya tiba-tiba tersenyum tipis menatap Gayatri dengan dingin. "Tanpa bukti apa pun, Anda sudah begitu yakin kalau obat ini bukan hasil risetku sendiri?"Hanya dengan mengandalkan kata-kata, mereka ingin menjatuhkan vonis padanya.Daffa yang tergoda oleh janji jabatan tinggi dari Gayatr

Selain itu, sejak beberapa tahun lalu dia sudah mulai meneliti dan mengembangkan obat-obatan.Obat-obatan tradisional yang ada di Klinik Tradisional Sehat Damai itu, banyak orang yang hadir di tempat ini sudah pernah menggunakannya, bahkan beberapa selalu menyimpannya di rumah.Bianca dan Gayatri pun benar-benar terkejut dan tak sempat menyiapkan diri!Shanaya…Ternyata dia sudah belajar kedokteran begitu lama!Dan bahkan menimba ilmu langsung dari Arman!Gayatri hampir saja pingsan, pandangannya gelap gulita, kalau saja Pak Etsa yang sigap dan tangkas tidak segera menahan tubuhnya.Wajah Bianca memucat hingga nyaris kehilangan seluruh warna.Tamat sudah…Semuanya sudah berakhir.Namun, Bianca menolak untuk menyerah begitu saja. Giginya nyaris terkepal kuat, matanya menatap Shanaya dengan penuh pertanyaan. "Kalau kamu benar-benar sekuat itu, kenapa dari dulu tidak pernah diumumkan ke publik?""Kalau begitu, itu harus ditanyakan pada Nyonya Gayatri, bukan?"Shanaya sedang menahan diri,

Baik Verzio maupun anak yang belum lahir itu, yang mereka butuhkan jelas bukanlah seorang ibu seperti Bianca.Begitu anak itu lahir, Keluarga Wiraatmadja akan dengan mudah menyingkirkan dia.Sementara itu, Keluarga Pranadipa tidak perlu repot menjadi pihak jahat, sekaligus menghargai Keluarga Wiraatmadja.Gayatri tadi tidak terlalu dekat, jadi belum sempat menangkap jelas apa yang mereka bicarakan. Kini, setelah menangkap sedikit maksudnya, dia tersenyum sinis. "Dia menanam benih anak bungsumu di perutnya?"Susana terdiam.Wajah Susana berubah-ubah, kadang pucat, kadang memerah. Dia hanya bisa menahan rasa takut dan mengakui dengan terpaksa, "Iya… setelah dia melahirkan, tentu akan aku serahkan pada Anda untuk Anda bereskan."Keluarga Pranadipa memang tidak terlalu besar, dan sekarang Adrian sepenuhnya fokus pada Shanaya.Kalau tidak begitu…Anak ini sebenarnya belum tentu harus lahir.Gayatri tiba-tiba tersenyum dingin. "Orang ini bisa kamu bawa pergi, tapi jangan salahkan aku kalau t

Bagaimanapun, semua penghinaan yang dia terima di masa lalu memang benar-benar terjadi.Amarah yang selama ini tersimpan dalam hati Shanaya tak pernah punya tempat untuk dilepaskan.Hari ini, akhirnya dia punya kesempatan untuk melampiaskannya, tetapi sekali lagi, ada yang secara paksa menahannya.Lucien memainkan pemantik api di tangannya. Bunyi renyah saat penutupnya terbuka dan tertutup terdengar beberapa kali. Baru setelah menutup tutup logamnya, dia akhirnya berbicara dengan suara dalam, "Hari ini bukan waktu yang tepat bagi dia untuk berkonfrontasi dengan Gayatri.""Maksudmu?""Mereka sudah mengincarnya," ujar Lucien.Rivaldi bingung. "Damar? Kamu sudah menelusuri pergerakan Damar?"Lucien melirik ke arah aula pesta, tatapannya dingin dan tajam. "DK Medika… Felix hari ini datang bukan hanya untuk menantangku."Pertanyaan yang muncul saat konferensi pers adalah pertanyaan yang dibimbing Felix untuk diajukan oleh Bianca.Jelas itu ditujukan untuk Shanaya.Rivaldi mendorong kacamata