Revan terbatuk kecil, beberapa kali, hingga menarik perhatian Alex. Tatap mata Alex menajam, lalu Revan menggerakkan bola mata, memberi isyarat secara halus. Pandangan mata Revan mengarah jelas pada dua sosok perempuan di sisi ruangan. Naira dan Regina yang tengah berbincang dengan sopan, tampak profesional dan elegan. Refleks, rahang Alex mengeras. Ia paham maksud Revan. Ia tahu betul betapa berbahayanya jika percakapan itu berlanjut terlalu jauh. Sekali saja Naira salah bicara, menyebut sesuatu yang tak seharusnya, semuanya bisa runtuh, dirinya, Naira, bahkan anak mereka yang belum lahir. Dengan langkah cepat namun tetap tenang, Alex mendekat. Senyumnya muncul begitu saja, tenang dan menawan seperti biasa, tapi di balik itu ada ketegangan yang bahkan Revan bisa rasakan dari jauh. “Bu Naira,” panggil Alex datar namun sopan, “bagaimana kalau kita lanjut makan siang? Saya ingin mendengar pendapat Anda tentang konsep ruang meeting yang tadi sempat kita bahas.” Gaya bicara Alex
Terakhir Diperbarui : 2025-10-12 Baca selengkapnya