Selesai menikmati makan siang yang begitu nikmat, kiriman dari Alex, Naira bergegas beranjak dari meja makan. Ia menaruh piring bekas makannya dengan tenang, lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar. Langkahnya pelan tapi tegas, seolah setiap anak tangga adalah jeda untuk menata kembali emosinya yang baru saja porak-poranda.Aditya mengikuti di belakang, tanpa suara, tapi napasnya terdengar berat. Sejak dari ruang makan, ia tidak berhenti menatap punggung Naira, seakan takut kehilangan sosok itu untuk selamanya.Sesampainya di kamar, Naira membuka laptopnya di meja kerja kecil di pojok ruangan. Layar menyala, notifikasi pesan dari Cynthia berderet di layar, permintaan revisi draf yang sudah tertunda karena pertemuan mendadak dengan Alex siang tadi. Ia baru saja menggerakkan kursor saat tiba-tiba lengan Aditya melingkar di pinggangnya dari belakang.Pelukannya erat. Napasnya cepat.“Maaf,” bisik Aditya sekali lagi di dekat telinga Naira, suaranya serak, campuran antara takut dan penye
Last Updated : 2025-10-14 Read more