Adnan memperhatikan Naira dengan seksama. Dari raut wajah perempuan itu, ia bisa membaca gelombang halus yang bergejolak di balik diamnya, keraguan, ketakutan, juga keterikatan yang tak mudah diurai.“Naira,” ucap Adnan didahului helaan napas panjang, nada suaranya kini lebih lembut dari sebelumnya.“Aku tahu kamu ingin menyelesaikan semua ini dengan tenang. Tapi izinkan saya bicara jujur, bukan sebagai pengacara, melainkan sebagai orang yang lebih tua. Kau bisa menganggapku ayah di sini.”Naira mengangkat sedikit wajahnya.“Sejak pertama kali aku menerima kuasa darimu, atas permintaan Alex, aku mencoba memahami duduk perkara ini,” lanjut Adnan. “Bagiku sudah benar kamu cerai dari Aditya, karena dia memang sudah tidak bisa diharapkan lagi. Tapi selama ini aku juga memperhatikan, kamu dan Alex.”Naira menatap Adnan, seolah menunggu pria paruh baya di hadapannya melanjutkan kalimat.“Aku tahu kalian berasal dari dua dunia yang berbeda. Bukan hanya soal latar belakang, tapi juga cara be
Last Updated : 2025-11-10 Read more