Theo yang duduk di kursi depan langsung menahan napas, menoleh cepat melalui kaca spion, lalu menghembuskan napas dengan berat. Theo memutar matanya jengah, mencoba menahan senyum yang nyaris muncul di sudut bibir. Dalam hati, ia tahu, kalimat itu bukan sekadar sindiran, melainkan riak kecil dari cemburu yang terselip di balik sikap tenang Naira. Sementara itu, Alex yang duduk di samping Naira menatap sekilas dengan alis yang menukik tajam, lalu tersenyum samar merasakan hawa-hawa kemenangan. “Aku hanya memilih yang kompeten,” ucap Alex pelan, memberi penjelasan. Nada suaranya begitu tenang berharap tidak ada salah paham di hati perempuan pujaan hatinya. “Tapi kalau kau tidak nyaman, aku bisa ganti.” Alex mencoba memberi penawaran kepada Naira. Naira menatap balik dengan tatapan yang sulit dibaca, campuran getir, kesal, dan entah sedikit geli. “Tidak perlu. Aku akan menerima pilihanmu yang kompeten itu,” balas Naira dengan suara dingin tapi di akhir terdengar lembut. Kalima
Last Updated : 2025-11-04 Read more