Air hangat mengalir dari pancuran, tubuh Nayara tenggelam setengah di dalam bathtub, wajahnya masih menunduk dalam, mencoba bersembunyi dari tatapan yang begitu menelanjanginya lebih dalam daripada air itu sendiri.Devanka, dengan tubuh yang kini sama-sama polos, ikut masuk dan duduk di sisi bathtub. Satu lengannya terulur, menyentuh perlahan jemari istrinya yang mencengkeram erat tepian.“Kenapa kau gemetar, hmm?” tanyanya rendah, suara parau itu merambat di telinga Nayara.“Mas bikin bingung,” jawab Nayara berbisik, matanya enggan menatap.Devanka tersenyum samar. Ia menunduk, mengusapkan ibu jarinya ke punggung tangan istrinya, gerakan sederhana, tetapi membuat aliran listrik menjalar hingga ke ujung kaki Nayara.“Kalau bingung, biar aku yang menuntunmu,” katanya lagi, ia beringsut mendekat, hingga napas hangatnya menyentuh kulit basah sang istri.Nayara mengangkat wajahnya sekilas. Mata mereka bertemu. Ada penolakan samar, tapi jauh di dalam iris Nayara, ada api kecil yang sudah l
Terakhir Diperbarui : 2025-08-21 Baca selengkapnya