All Chapters of Misi Memikat Bos Wanita : Chapter 41 - Chapter 50

Dokter keluarga belum datang dan butuh waktu setengah jam untuk tiba. Tuan Adiwara keluar dari kamar menantunya dengan cemas. Alex menunggu di luar dan melihat sang tuan yang seperti ingin meruntuhkan dunia. "Tuan, tenanglah. Dokter akan segera tiba." Alex bicara karena tidak bisa melihat tuannya cemas. "Bagaimana aku bisa tenang jika menantuku dalam keadaan seperti itu? Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi kepadanya? Apakah kau tidak tahu betapa sulitnya mencari menantu yang sesuai sekarang? Aku butuh waktu 29 tahun untuk melihat Khahitna menikah, kau tahu!" Tuan Adiwara memarahi pengawalnya itu. "Bagaimana wanita itu? Sudahkah kau memberinya pelajaran? Aku tidak mau tahu. Aku ingin melihatnya menangis besok!" Adiwara memukul-mukul tangannya sendiri dengan harapan itu bisa menjadi Angel agar dia bisa menghabisinya. "Tenang saja, Tuan. Saya sudah mengurusnya. Besok, kita akan melihat berita itu. Saya pastilah, Angel Seremon tidak akan lolos." Alex meyakinkan dan memang sepert

Rafael melepas pelukan. Dia cemberut dan menghapus air mata seperti anak besar yang merajuk juga minta dibujuk. Sifatnya sedikit kekanak-kanakan, tetapi menggemaskan. Dia bisa membuat orang lain luluh dan ingin menghiburnya, sekaligus merasa kewalahan. "Aku merasa panas." Rafael merengek manja. "Khahitna, peluk," pintanya kemudian. "Kau merasa panas, tetapi kau minta dipeluk. Bukankah itu akan membuatmu merasa lebih panas?" Khahitna tertawa hampa dan kelicikan bersinar di mata gelapnya. "Kalau begitu, cium." Rafael mengangkat tangan dan menyentuh wajah Khahitna. Pengaruh obat membuat Rafael merasa lepas dari kerangkanya. Dia mabuk. Dia ingin mencium seseorang dan dipuaskan. Namun, dia masih sadar bahwa orang di depannya adalah Khahitna. Apakah dia berani meminta hal-hal di bawah garis? Tidak. Dia takut diceraikan karena melanggar batas Khahitna. Akan tetapi, bagaimana menangani napsu? Ketika menyentuh Khahitna, kulit halus dan mulus itu memberinya dorongan. Dia semakin tidak bisa

Khahitna tertegun karena benar-benar tidak percaya. Lalu, tawanya meledak. Dia mencium ujung hidung Rafael yang merah muda, lalu pindah ke telinga, sebelum melumat bibir itu keras-keras. Rafael yang dicium panik dan memberontak. Dia mendorong kepala Khahitna dan terengah-engah. Mengapa Khahitna menciumnya seperti itu? Sangat menakutkan. "Aku benar, kan?" Nada Rafael penuh keluhan dan kemarahan seolah-olah Khahitna salah. "Bagaimana kau tahu kalau kau masih perjaka? Kau bukan wanita. Sialan! Kau membuatku tertawa." Khahitna sangat terhibur dengan lelucon konyol suaminya. "Aku masih pakai celana." Rafael menjawab dengan lugu seolah-olah tidak mengenal dosa. "Bagaimana jika setelah berhubungan seks, aku memakaikan kau celana lagi? Apakah itu cukup menjelaskan bahwa kau masih perjaka?" Khahitna tertawa dan menggigit telinga Rafael yang memerah. "Um ... jangan gigit. Sakit, ah!" Rafael mendorong kepala wanita yang mirip serigala daripada manusia itu. "Kalau kita sudah melakukannya,

"Ya, aku juga akan menjaga diriku dengan baik. Aku tidak akan membiarkan keluarga khawatir lagi." Rafael membalas. Tuan Adiwara melepas pelukannya, lalu mundur dua langkah. Dia menyoroti putrinya yang baru itu dengan tajam. "Kau sebagai istri, mulai sekarang kau harus jadi istri yang baik! Jangan hanya bekerja seperti kuda. Kau itu sudah tua. Bagaimana kau bisa melewatkan masa-masa ini kerena pekerjaan dan tidak merawat suamimu dengan baik, hah!" Tuan Adiwara marah sampai merah. "Sudah, sudah! Jangan salahkah Khahitna. Suami-istri harus saling merawat. Tidak perlu menyalahkan salah satu pihak." Ibu tiri Khahitna, Nyonya Marda, berkata dan dialah orang paling netral di antara yang lain. Khahitna tidak menanggapi ayahnya seolah-olah sudah kenyang dengan ocehan itu. Dia hanya menggaruk telinganya, lalu melihat Rafael yang jauh lebih baik. Suaminya adalah pria luar yang benar-benar bisa diterima oleh keluarganya. "Apakah kalian akan terus bicara? Sarapannya sudah mau dingin!" Nyonya

"Benarkah? Jika begitu, Tuan Adiwara benar-benar orang yang tahu cara membalas kebaikan." Rafael terpana dengan cerita Sistem. [Anda harus tahu tentang keluarga Anda sendiri meski di sini Anda tidak akan bertemu dengan mereka lagi. Ibu dan Ayah 'Rafael' adalah orang-orang dari unit militer. Mereka menikah ketika berusia hampir empat puluh. Sulit mendapatkan Anda dan Rachel. Untungnya, berkat teknologi yang berkembang, Ibu Anda berhasil mengandung dua kali. Namun, Anda bahkan lebih muda dari putri tertua Tuan Adiwara yang ketika diselamatkan baru berusia belasan tahun] Sistem tersenyum lembut. Rafael mengangguk. "Ibuku di kehidupan sebelumnya juga sulit mendapatkan aku. Dia menikah pada usia yang sangat matang hingga harus membekukan sel telur karena pekerjaan. Setelah menikah, dia juga tidak bisa mengandung karena ada luka di rahimnya. Dia beberapa kali gagal dalam prosedur bayi tabung hingga keberuntungan datang. Dia berhasil mengandung dan melahirkan aku. Sayangnya, setelah melahi