All Chapters of Misi Memikat Bos Wanita : Chapter 31 - Chapter 40

"Mengapa kau tidak suka dengan Angel? Apakah dia pernah mengganggumu?" Khahitna bertanya. Hari ini, kata-kata paling menyenangkan yang Khahitna dengar adalah bahwa Rafael tidak menyukai Angel dan enggan pergi makan malam hanya karena artis itu. Entah mengapa, hatinya mengalir sengatan hangat halus yang membuat debar-debar aneh di dadanya. Dia sangat senang dengan pengakuan diam-diam Rafael. "Tidak. Aku hanya berpikir, dia tidak secantik dirimu. Aku lebih suka kau—ahhh! Hei, mengapa menggigit pipiku! Sakit, ahh!" Rafael ingin menjawab, tetapi kata-katanya belum selesai dan Khahitna sudah menggigit pipinya dengan gemas. Khahitna tidak tahan dengan rayuan polos pria lugu itu. Jadi, dia menggigitnya. Dia sungguh menyukai cara Rafael sekarang. "Tidak mungkin seperti itu. Ayo, katakan. Apakah dia pernah menyakitimu?" Khahitna bertanya main-main, menjilati giginya, lalu mengelus pipi Rafael yang memiliki bekas giginya. Halus sekali dan agak basah sedikit dengan air liurnya. Rafael jengk

"Ada apa?" Rafael bertanya dengan sedikit risi dan terganggu. Dia takut penampilannya buruk malam ini dan membuat kekacauan. Khahitna tidak menjawab, sebaliknya, dia merenung. Sungguh, dia telah menyia-nyiakan pria ini. Pria setampan Rafael, dia melewatkannya. Bagaimana bisa dirinya baru menyadari betapa menawannya sosok Rafael? Dia sepertinya buta oleh pekerjaan selama ini. Lihat sekarang! Khahitna terlalu jelas tentang Rafael. Pria itu sungguh bisa membuat beberapa wanita melempar diri ke pelukannya secara suka rela. Ini sungguh pesona yang sulit diabaikan. Memang benar bahwa semua pria tampan. Pria tampan di dunia ini telah mengisi matanya. Anak-anak dari para pemegang saham dan rekan kerjanya dilahirkan dengan wajah luar biasa. Mereka bisa dikatakan bibit unggul. Wajah mereka cukup membuat dunia memiliki warna merah muda. Akan tetapi, pria tampan dengan pesona memikat juga menawan dari dalam sulit ditemukan. Aura Rafael jelas membawa daya pikat yang alami dan sulit ditolak. Ba

Makan malam dimulai setelah pelayan menata semua menu yang dipesan di meja. Menu terpopuler dengan harga beberapa juta membuat beberapa kru takut memakannya. Pada artis mungkin tidak kekurangan uang, tetapi apakah harus se-royal ini? Semua orang gembira, kecuali Angel yang diabaikan Rafael. Padahal, pada makan malam kali ini, dia sengaja memesan makanan laut khas kesukaan pria itu. Nyatanya Rafael tidak membicarakannya dari awal sampai akhir. "Senior, aku ingat kau suka makanan laut. Sekarang, orang yang mentraktir kita memesan banyak menu laut. Sepertinya kalian punya selera yang sama?" Austin bicara dengan tatapan yang tertuju kepada Angel. Aktris itu masih tidak melepas pandangan dari Penasihat Rafael. "Aku tidak tahu berapa banyak biaya yang akan dibayar oleh Nona Angel nanti, tetapi aku sangat berterima kasih. Nona Angel memang seperti rumor. Orangnya baik hati." Aktor pemeran utama pria menyanjung sambil tersenyum. "Hanya beberapa, bukan masalah. Di masa depan, kita memiliki

Sudah hampir jam 12 malam, tetapi Rafael masih belum kembali. Khahitna menyelesaikan pekerjaannya dan pergi ke teras rumah raksasanya yang hanya dihuni 3 orang. Dia mondar-mandir, melihat ke jalan dengan harapan mobil Rafael segera muncul. Firasatnya buruk sekarang. Dia sedikit khawatir jika pria itu mengalami masalah. "Albert, apakah orang-orangmu masih menemukan Rafael?" Khahitna bertanya kepada Albert yang muncul di belakangnya. "Maafkan saya, Nyonya Muda. Akan tetapi, restoran yang telah dipesan itu tidak mengizinkan siapapun masuk ke ruang pertemuan Tuan. Orang-orangku tidak bisa masuk." Albert menjawab. "Berikan aku rincian situasinya." Suara wanita anggun berambut pirang itu menjadi sedingin es. "Baik!" Albert membungkuk sopan. "Tuan dan rekan kerjanya bertemu di lantai lima restoran. Di lantai lima, mereka memesan tempat di ruangan terpisah. Karena ini ruangan yang dipesan secara khusus, orang-orangku tidak bisa menerobos masuk begitu saja tanpa izin. Jadi, saya hanya meme

Lorong ini remang-remang. Lampu dipasang disesuaikan dengan kondisi. Tidak begitu terang karena dikhususkan untuk istirahat juga urusan lebih pribadi. Namun, Angel masih bisa melihat profil Arnold dengan jelas. Tampan, kejam, dingin, dan membawa aura penguasa yang mendominasi dan menindas. Dengan kehadiran Arnold yang muncul tiba-tiba di sini, entah telah melihat atau belum, Angel tidak berani bertindak gegabah. Dia hanya penuh pertanyaan, bagaimana Arnold bisa berada di sini? Mengacaukan rencananya? "Kau menyerangku? Arnold, apa maksudmu mengacau?" Angel berdiri dan berhadapan dengan Arnold tanpa ketakutan lagi. "Kau masih bertanya apa maksudku? Ketika aku melihat seorang j@l@ng mencoba melecehkan seseorang, apakah aku harus diam? Maafkan aku, Nona Angel, tetapi perbuatanmu sungguh tidak terpuji. Tidak heran jika kau ditolak olehnya." Arnold menjawab. "Ini bukan urusanmu. Pergi atau aku akan memerintahkan pihak restoran mengusirmu! Kau harus tahu bahwa aku telah mengobarkan sete