Hujan turun tipis di luar jendela, menyapu kota dengan kabut abu-abu. Malam itu, Raisa, Revan, dan Risyad duduk di sebuah ruang kerja kecil di kantor Risyad—ruang yang hanya dipercayakan untuk kasus-kasus sensitif. Lampu redup, papan investigasi telah mereka bawa ke sana, dan semua dokumen bertebaran di atas meja.Tak ada siapa pun yang tahu rapat itu berlangsung, bahkan rekan terdekat Risyad.Ini operasi diam-diam pertama mereka.“Baik,” Risyad membuka pembicaraan sambil meletakkan tablet. “Kita punya tiga target utama: Saskia, laki-laki ‘07’, dan… kemungkinan sosok ketiga yang menarik tali dari belakang.”Raisa mengangguk tegang. “Kita mulai dari yang paling mudah dilacak: identitas laki-laki itu.”Revan mencondongkan badan. “Kamu bilang tadi kamu punya cara?”Risyad mengangguk. “Aku berhasil memperjelas frame videonya. Tatonya bukan hanya angka ‘07’.”Ia menyentuh layar.Gambar diperbesar.Perlahan, bentuk itu semakin tampak jelas.Di bawah angka 07, ada simbol kecil—hampir seperti
Terakhir Diperbarui : 2025-11-18 Baca selengkapnya