Terlanjur Mengandung Benih Tuan Vir のすべてのチャプター: チャプター 91 - チャプター 100

Di saat Violet menunggu Ayu yang sedang mengambil ponsel di kamarnya, membuat Violet hanya bisa berdiam diri.Tiba-tiba, ia mendengar seperti ada suara orang yang sedang mengobrol dan membahas tentangnya."Kalau anak dari Violet itu laki-laki, berarti hak waris dari papamu itu bisa kembali ke tangan kita semua. Dan, Violet akan tetap menjadi bagian dari keluarga ini.""Tapi ... apa benar dia mencintaiku? Dan, Apa benar dia tidak akan berkhianat denganku. Tapi jika ada suatu kejadian dia menghianatiku atau berbuat salah padaku. Apapun yang terjadi, anak kita harus dengan bersamaku dan dia langsung aku usir dari rumah ini.""Iya. Mama setuju denganmu. Karena, siapapun yang berkhianat dari keluarga ini akan mendapatkan balasannya, tidak hanya para pekerja disini. Tapi juga termasuk Violet, istrimu. Kalau dia berkhianat, Langsung kau taruh saja di ruang bawah tanah, biar dia merasakan penyiksaan itu."Perkataan itu terdengar samar, tapi dia tau kalau itu adalah suara Vir dan Qiana yang me

Ayu menaruh makan siang Violet tepat di atas meja yang berada di dekat kasur tersebut. Dirinya duduk di kasur dan sempat melihat ke arah Violet Yang sepertinya habis menangis, karena sedikit tersisa air mata di pipinya namun langsung cepat dihapus oleh violet."Violet, kau menangis? Apa yang terjadi padamu sampai bisa menangis seperti ini?"Violet sedikit menggeser posisi duduknya, dekat dengan Violet. Violet tersenyum tipis dengan gelengan kepala. "Tidak. Aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja.""Benar, kau baik-baik saja? Atau hal ini berhubungan dengan tuan muda Vir yang tadi ke kamar ini? Aku tadi berpapasan dengannya saat membuka pintu."Violet tetap tersenyum. "Bukan," jawabnya singkat.Ayu tahu Violet tidak mau menceritakan hal ini lebih jauh. Jadi dirinya memilih untuk diam dan tak membahas ini. "Em, Kalau begitu Kau segera makan siang ya. Setelah itu ,nanti minum obat dan kau beristirahatlah untuk tidur.""Iya, Terima kasih Ayu."Violet tersenyum. Ayu mengambil sepiring nasi y

'Ini Sebenarnya aku akan dibawa ke mana oleh tuan muda Vir. Mengapa tempatnya begitu aneh seperti ini.' batin Jesylin.Keheranan Jesslyn makin menguasai dirinya. Apalagi ketika Kini dia mulai memasuki sebuah ruangan yang begitu gelap dan dingin hanya ada beberapa lampu yang terbuat dari minyak, seperti obor di sekitaran lorong itu. Tak lama setelahnya, Vir menghentikan langkah yang membuat Jeslyn pun juga mensejajarkan posisi berdirinya tepat di samping kiri. Dia melihat ke arah ruangan jeruji besi yang berada di sana, bahkan ada beberapa pengawal lainnya juga di tempat itu.Jesylin tertegun. "Tempat apa ini?" Gumamnya.Vir memberi kode pada beberapa pengawalnya. Maka dengan cepat, empag orang diantaranya pun langsung memegangi kedua tangannya. Sontak, itu membuat sang empunya terkejut dan langsung menoleh ke arah Vir. "Hei, apa-apaan ini? Tuan ... apa pekerjaan yang seharusnya aku lakukan di tempat ini."Ucapan dari Jeslyn tak ditanggapi olehnya. Dia tetap menyuruh beberapa pengawa

"Jesylin, katakan padaku jujur. Apa yang sebenarnya terjadi?" Pertanyaan dari sang suami mampu membuat Jeslyn, perlahan melirik kearahnya. Dengan kedua mata yang berkaca-kaca, ia berkata. "Ini semua salahku. Maafkan aku yang selama ini telah berbuat jahat pada Violet. Kalau saja waktu itu aku tidak melakukan hal tersebut, maka mungkin saat ini aku juga tidak akan mengalami seperti ini.""Maksudmu apa, Jesylin?""Ini adalah balasan yang pantas aku dapatkan, sayang," jawabnya lirih dengan beberapa tetes air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya. Vikar masih belum mengerti maksud perkataan istrinya. Namun, dia langsung mengusap air mata tersebut dengan lembut. "Aku paham, Kenapa tuan muda Vir itu disematkan, makhluk dingin dan kejam. Tapi semua yang dilakukan itu untuk kebaikan keluarganya. Dan inilah yang aku dapatkan karena berani berbuat jahat kepada istrinya."Mendengar ucapan penjelasan Jeslyn, membuat Vikar paham, kalau ternyata istrinya yang seperti ini mengalami banyak lu

Vir benar-benar tidak sabar untuk menantikan hal seperti. 'Aku benar-benar senang. Akhirnya Violet akan bisa melihat kembali.' batinnya yang masih terus memperhatikan sang istri karena dokter dan beberapa suster sudah berada di ruangan itu sambil persiapkan alat apa saja yang digunakan untuk membuka perban tersebut. Qiana yang berdiri tak jauh dari sang anak juga memperhatikannya dengan wajah gembira, sambil sesekali dirinya melirik ke arah Vir yang Sepertinya dia sudah tidak sabar untuk menantikan hal ini. Dia menyentuh pundak sang anak yang membuat empunya menoleh ke arah dirinya. "Kamu tidak sabar kan melihat Violet bisa melihat kita," ucapnya langsung dianggukan oleh Vir dengan sangat antusias."Sama, Mama juga begitu. Tidak sabar untuk menantikan hal ini," lanjutnya berucap.Vir tersenyum manis begitu juga dengan Qiana. Pandangan mereka tertuju kembali ke arah Violet yang saat ini tengah duduk dan sang dokter dengan beberapa suster pun sa