Lahat ng Kabanata ng Bukan Inginku Ada Diantara Kalian : Kabanata 41 - Kabanata 50

Bab 42 Bintang iklannya tetap saja Albert. Dia berpasangan dengan seorang wanita cantik, model dan aktris pendatang baru yang namanya mulai diperhitungkan di dunia entertainment. Jelita Ifani, pemilik rambut hitam tergerai. Tubuhnya proporsional, tercetak jelas di balik kaos ketat dan celana jins yang ia kenakan. "Mas, apakah benar jika Queen itu bukan anak kandung Mas?" "Menurutmu gimana? Kamu udah dengar pemberitaan yang beredar, kan?" sahut pria itu tanpa menoleh. "Kalau memang itu salah, seharusnya Mas membuat konferensi pers agar tidak ada pemberitaan yang simpang siur. Kenapa Mas nggak konfirmasi sih? Ini merugikan Mas loh," ungkap perempuan itu. Jelita nampak begitu penasaran. Namun Albert sengaja tidak menanggapi. Jika saja ini bukan urusan promosi, Albert malas berada dekat-dekat dengan orang entertain. Sudah cukup ia memperistri Cherry, dan pria itu sama sekali tidak berminat dengan perempuan-perempuan yang bekerja di dunia entertainment. Kapok. Bukan rahasia la

Bab 44Bagaimana bisa Naina memungkiri semua itu? Kenapa pula Roy harus bertanya soal penjelasannya barusan mengenai papanya anak-anak? Dia hanya menjelaskan seadanya dengan bahasa yang gampang dimengerti oleh bayi. Bahkan mungkin kedua bayi itu tidak mengerti penjelasannya, tapi setidaknya dia sudah berusaha untuk menjelaskan.Perkara persoalannya dengan Albert di masa lalu, itu lain cerita. Bukankah tidak mungkin dia menanamkan kebencian kepada anak-anak, apalagi mereka masih bayi?Bukankah sudah merupakan tugasnya untuk membicarakan yang baik-baik saja mengenai papa mereka, orang yang menjadi penyebab mereka lahir ke dunia ini atau hadirnya status mereka sebagai seorang anak?Bilqis adalah anak biologis Albert. Sedangkan status Queen sudah jelas. Dia lahir dari rahim Cherry, istri Albert. Meskipun sampai sekarang mereka belum tahu siapa sebenarnya ayah biologis Queen.Mereka harus tetap memandang papanya sebagai orang baik, terlepas dari apapun yang papanya lakukan di masa lalu. N

Bab 46"Ya Allah... ternyata hanya mimpi. Tapi kenapa tubuhku lemah seperti ini?" keluh Naina. Dia berusaha bangkit, meski terasa sulit karena tubuhnya terasa lemas sekali, mungkin efek dari mimpi buruk barusan.Kenapa mimpi itu begitu mempengaruhinya?"Apa yang terjadi pada Albert. Kenapa aku sering banget mimpikan dia, dan dalam mimpiku ia terlihat memaksa untuk kembali." Perempuan itu memegang dadanya. Teraba olehnya payudaranya yang keras."Tapi sudahlah, buat apa juga aku mikirin dia, udah nggak ada waktu lagi. Kalau dia mau usaha untuk anaknya, ya silahkan saja, tapi aku nggak akan kembali sama dia. Udah bener memang aku pergi dari rumah itu, walaupun akhirnya numpang hidup sama Roy.""Dan aku semakin yakin untuk tidak kembali, karena ia seolah ingin mencari pembenaran atas sikapnya yang dulu. Sejatinya nggak ada kepemilikan yang dipaksakan. Mengambil paksa kesucian seorang gadis tidak pernah dibenarkan, walau dengan alasan apapun.""Tapi kita kapan bisa pergi dari sini, Nak?" P

Bab 48"Jadi Mbak di poligami...?" Lagi-lagi Naina terkejut, karena terlihat dari perangainya, Novia orangnya sangat ceria. Naina sama sekali tidak menyangka jika ternyata masalah hidup Novia juga pelik. "Iya, benar. Emang kenapa, Nai?""Kenapa Mbak membiarkan diri di poligami? Emangnya Mbak kuat? Kalau aku mah amit-amit, Mbak.""No problem. Biarkan saja dia nikah lagi, lagi pula saya juga nggak butuh suami yang menganggap perempuan itu sebagai pabrik anak.""Ya nggak gitu juga konsepnya, Mbak. Maksudnya kalau memang Mbak udah nggak suka sama suami, kenapa nggak meminta cerai saja? Biar statusnya jelas.""Enggaklah, Nai. Biarin aja. Lagi pula selama ini mereka nggak ganggu saya kok. Dia juga sudah sangat jarang pulang ke rumah, apalagi jika saya tinggal di sini. Lagian saya juga merasa bersyukur karena akhirnya ada perempuan yang mau menggantikan posisi saya, mengurus keperluan dia dari A sampai Z, dan juga melahirkan anak-anak untuknya.""Ih... Mbak kok cara berpikirnya begitu sih?

Bab 50Ternyata yang datang berkunjung bukan cuma papanya Dika yang bernama Amran dan Rere, tapi juga Santi, ibunya Amran. Bukan cuma itu, empat anak-anaknya juga ikut dibawa serta. Menariknya, ternyata keempat anak Amran dari Rere itu semuanya perempuan. Aisyah, Alisha, Rania, dan si bungsu yang baru berumur 4 bulan. Namanya Hilya.Naina langsung merasa kepalanya cenat-cenut saat sampai ke rumah Novia. Suasana yang ramai dengan 3 orang anak perempuan yang berlarian dan bermain. Rumah Novia yang sehari-hari terlihat bersih dan rapi langsung berubah menjadi kapal pecah.Rumah yang dibeli Novia dari anaknya Bu Nadia ini memang cukup besar, bahkan sangat besar untuk ditinggalinya sendirian. Ada 4 kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, merangkap ruang tv. Satu dapur yang cukup luas dengan peralatan dapur yang minimalis, jadi masih banyak space yang kosong. Hanya ada satu kitchen set dengan peralatan memasak standar. Mungkin karena tinggal sendirian, jadi Novia memang tidak ter