Aku langsung berhenti mengunyah. “Lho, buat apa?” Hampir saja tersedak kalau bukan karena bantuan teh manis yang melancarkan tenggorokan. “Berlebihan banget lo. Entar melanggar hukum baru tahu,” ujarku. Raka tertawa pendek, nada suaranya enteng tapi matanya tajam. “Gue siapa sampai takut hukum?” Mendengar itu, aku otomatis memutar bola mata. Kadang aku lupa sahabatku ini hidup di dunia yang sangat berbeda. Dunia di mana ‘cek latar belakang orang’ itu sama gampangnya kayak kita cek cuaca di ponsel. “Udah, nanti gue cek,” katanya lagi, seolah itu cuma hal kecil. “Siapa tahu ada info yang berguna. Kan ujung-ujungnya juga buat keuntungan lo.” Aku mendengus, setengah sarkastis. “Iye, iye… untung banget deh punya temen konglo.” Kami berdua tertawa, suasana kembali cair. Dari sana, obrolan bergeser ke hal-hal remeh, tentang restoran ini, kabar keluarga masing-masing, dan sedikit nostalgia masa lalu yang bikin senyum nggak lepas dari wajahku. “Eh, keluarga lo gimana, Ka?” tanya
Last Updated : 2025-08-14 Read more