Pertanyaan itu keluar begitu saja, menggantung di udara, menciptakan jurang dingin di antara kehangatan yang baru saja mereka bagi.Alya terdiam seribu bahasa. Bibirnya terkatup rapat. Ia memalingkan wajah, menghindari tatapan Revan yang seolah ingin menguliti jiwanya.Pertanyaan itu sederhana, tapi jawabannya bagaikan membuka kotak pandora yang berisi mimpi buruk masa kecilnya.Revan melihat keraguan itu. Ia menyentuh dagu Alya, memaksanya kembali menatapnya.“Jawab aku, Alya...” desak Revan, kali ini ada nada pedih dalam suaranya.Alya menghela napas panjang, "Nggak usah dibahas, Van... itu nggak penting," elak Alya pelan, matanya bergerak gelisah, enggan menatap manik mata pria di hadapannya. Ia mencoba bergeser mundur, namun Revan menahannya.Revan mencengkeram lembut namun tegas kedua lengan atas Alya, menahannya agar tetap di tempat. Tatapannya tajam, menuntut kejujuran."Itu nggak penting kalau kita cuma orang asing, Alya. Tapi sebentar lagi kita nikah," tegas Revan, sua
Last Updated : 2025-12-11 Read more