“Aku sama Alya cuma saudara tiri,” ucap Revan lantang, suaranya tidak bergetar sedikit pun. “Kita nggak punya hubungan darah. Jadi kalau kita nikah? Itu nggak masalah.” Maya membuka mulut ingin membantah, tapi Revan mengangkat tangan, suaranya makin menusuk, “Kalau kamu anggap ini masalah, berarti masalahnya bukan di kita.” Tatapannya mengeras. “Tapi di kamu.” Maya mematung. Wajahnya bergetar, entah karena marah atau panik. Alya yang sejak tadi hanya diam, akhirnya membuka suara. Ia menarik napas kecil, namun ketika bicara, suaranya justru tenang, terlalu tenang bagi seseorang yang seharusnya rapuh. “Iya, Ma,” katanya pelan tapi jelas. “Lagian aku juga bukan anak kandung Mama, kan?” Tatapan Revan langsung bergeser ke Alya, cepat, kaget, tercengang, seolah baru saja mendengarkan bahasa yang tak pernah diajarkan. “Apa…?” gumamnya pelan. Alya menunduk, tangan di pangkuannya saling menggenggam kuat, tapi ia tidak mengambil kembali ucapannya. Untuk pertama kalinya, Rev
Last Updated : 2025-12-09 Read more