Rafi tersenyum miring. Tangannya mencengkram pergelangan tangan Alya dengan kuat. “Alya… kamu tuh manis banget kalau gugup begini,” bisiknya, nadanya rendah, terlalu intim. Alya terbelalak, jantungnya berdegup kencang. “Lepasin, Fi!” serunya, mencoba menarik tangannya. Tapi Rafi malah menariknya sedikit, tubuhnya semakin dekat hingga nafasnya terasa di wajah Alya. “Jangan pura-pura nggak suka, aku tahu kamu butuh perhatian,” bisiknya, setengah berbisik. Tubuh Alya menegang. Ia mendorong dada Rafi sekuat tenaga, membuat Rafi terhuyung setengah langkah ke belakang. Namun bukannya menyerah, Rafi malah meraih pinggang Alya, menahan agar ia tidak bisa lari. “Alya…” gumamnya, dan sebelum Alya sempat bereaksi, wajah Rafi sudah mendekat cepat, jelas berniat mencuri ciuman. Nafas panasnya hampir menyentuh bibir Alya. “Fi! Jangan!” teriak Alya, kepalanya refleks menoleh ke samping. Ia meronta habis-habisan, tangannya menekan keras dada Rafi, berusaha menciptakan jarak. Jantungnya serasa mau
Terakhir Diperbarui : 2025-08-24 Baca selengkapnya