"Oke, sekarang minggir dari sini atau kami akan merusak mobilmu!" geram Dio sambil meretakkan buku-buku jarinya.Pria yang diancamnya itu mengatupkan rahang, siap membalas, tapi salah satu anak buah Dio menepuk pundaknya dengan cemas."Lihat, Dio... itu ceweknya. Dia keluar."Dio menoleh, matanya menyipit saat melihat para murid berbondong-bondong keluar dari gerbang sekolah. Tempat itu mulai ramai."Ck. Beruntung banget kamu." Ia mendesis sambil merapikan ikat pinggangnya dan mundur dari mobil itu.Di antara lautan murid, ada Elena yang berjalan berdampingan dengan teman-teman sekelasnya. Dia tinggi, ramping, dan jelas cantik. Wajahnya menyimpan sedikit kemiripan dengan Evan, tatapan tajam, postur penuh percaya diri."Terima kasih, Elena, sudah bantuin aku waktu ujian," ucap Celine, teman sekelasnya dengan senyum penuh rasa syukur. "Kalau tidak ada kamu, aku bakal bingung harus tulis apa.""Tidak apa-apa, Celine. Itu gunanya teman, kan? Kita saling bantu," jawab Elena sambil menyibakk
Baca selengkapnya