Wajah Rheyan tampak kelam seperti dasar panci, gelap pekat tak bersisa.Nayara, bagaimana bisa kamu berani melakukan ini?"Nona kalian benar-benar sombong," ucapnya penuh amarah.Ratri gemetar dan buru-buru menundukkan kepala. "Tuan Rheyan, mohon jangan salahkan Nona Nayara. Dia benar-benar tidak tahu kalau kalian sudah kembali ke kediaman."Rakha meliriknya dengan mata mencibir, suaranya penuh sindiran. "Kamu masih membelanya? Apa yang sudah dia berikan padamu? Kalau bukan karena dia kembali, Ibu sudah hampir menyerahkanmu pada Kirana. Tapi lihat sekarang, pelayan yang tadinya milik Kirana, tiba-tiba menjadi milik dia."Ratri menunduk makin dalam, tak berani mengucapkan sepatah kata pun.Sikapnya yang penuh rasa bersalah justru makin menegaskan kecurigaan Rheyan.Dengan kemarahan membara di sekujur tubuh, Rheyan melangkah cepat masuk ke dalam, hendak menuntut keadilan untuk Kirana.Para pelayan dan bibi-bibi tua di halaman hendak menghentikannya, tetapi Rheyan membentak mereka keras,
Baca selengkapnya