Menoleh ke atas, pandangannya jatuh pada Kirana, dan seperti yang diduga, air mata sudah membanjiri wajahnya."Tuan Muda Rayendra, daripada mengkhawatirkan aku yang orang luar, lebih baik perhatikan tunanganmu itu. Lihat, dia menangis lagi."Nayara cukup kagum pada Kirana. Air matanya bisa turun begitu saja, dan turunnya pun tampak begitu menyedihkan, membuat siapa pun yang melihat jadi ikut merasa kasihan.Barulah Rayendra teringat bahwa ada Kirana di sisinya. Dan benar saja, wajah Kirana penuh dengan air mata.Dia menatap Kirana dengan tatapan menyesal, lalu berkata, "Tunggu aku antar Nayara kembali ke dalam, setelah itu aku akan mencarimu."Setelah berkata begitu, dia langsung menggenggam pergelangan tangan Nayara dengan sikap yang mendominasi, dan tanpa menghiraukan cegahan dari Rheyan, dia membawanya pergi. Namun tepat saat itu, sebuah suara pelan namun tajam membuat langkah Rayendra terhenti. "Tuan Muda Rayendra, mau dibawa ke mana Nona Nayara?"Nayara mendongak, dan melihat se
Read more