Nayara terlalu tenang sampai membuat Rayendra mengira bahwa yang dibicarakannya adalah orang lain, bukan dirinya sendiri.Rasa sakit hati di mata Rayendra kian dalam, begitu dalam hingga memunculkan satu pikiran kejam di benaknya.Dia ingin menyembunyikan Nayara, menjadikannya miliknya seorang.Biarpun Nayara membencinya, menyalahkannya, selama Nayara tetap berada di sisinya, itu sudah cukup.Namun, ada suara lain dalam hatinya yang bertanya, jika dia benar-benar melakukan itu, bukankah Nayara akan sangat membencinya?Rayendra menundukkan kepala dengan putus asa. Jelas, dia tidak mampu menjawab pertanyaan Nayara.Dia bahkan nyaris tak berani menatap mata Nayara. Setelah memandangnya dingin, Nayara berkata pelan, "Mulai sekarang, lebih baik Tuan Muda Rayendra tidak ikut campur dalam urusanku. Aku hidup atau mati pun, tak ada hubungannya denganmu.""Dan kamu juga tak perlu menampakkan ekspresi penuh rasa bersalah seperti itu di hadapanku. Itu hanya membuatku muak."Nayara melangkah cepat
Baca selengkapnya