All Chapters of Batal Menikah, Aku Malah Dinikahkan Dengannya : Chapter 11 - Chapter 20

"Apa ini, Za?" tanya Dewi menatap sahabat serta bosnya itu untuk meminta penjelasan. Reza tampak tenang, baginya saat ini Maya lebih membutuhkan waktu untuk sendiri. Ia menatap Dewi sekilas. "Ini rumah tanggaku dan aku tidak perlu menjelaskan semuanya. Karena dari awal, memang salahku. Aku yang ada di antara mereka berdua." lirihnya membuat Dewi dan Maya menatapnya iba. Bagi Dewi, Reza adalah laki-laki dan suami yang sempurna. Siapapun yang bisa menjadi pendamping hidupnya, dia adalah perempuan yang beruntung. Namun, Dewi juga bersyukur karena Maya sepertinya sudah tidak terlalu memperhatikan Galang. Dia hanya perlu waktu untuk mengusir laki-laki itu dari hatinya. Maya menatap Galang tajam. Ia benar-benar tidak menyangka pernah mencintai laki-laki itu selama ini dengan hati yang tulus. Entah apa yang merasukinya waktu itu. "Apapun pernikahanku, tidak ada hubungannya sedikit pun dengan dirimu. Aku bahagia menikah dengan Reza dan aku juga perlahan-lahan akan mencintainya dengan sepe

"Dia adalah adik temanku di kampung dulu. Awalnya, aku, Abi, dan Umi berpikir dia tidak akan datang ke sini apalagi untuk menemuiku. Tidak kusangka adiknya malah datang ke sini." jelas Reza membuat Maya menatap laki-laki yang disangkanya tidak menyembunyikan apapun itu dengan tatapan kecewa. "Aku minta maaf, Han. Bukan maksudku untuk menyembunyikan hal ini, tapi memang menurutku ini bukan hal yang penting." lanjutnya merasa bersalah. Namun, Maya sudah enggan untuk percaya lagi. Reza boleh selalu percaya kepada Maya karena cinta, tapi tidak ada alasan Maya untuk melakukan hal yang sama. "Terserah. Aku ingin pulang ke rumah Mama." ucap Maya datar. Reza langsung menggenggam tangannya ketika Maya mengatakan hal itu. "Tidak, May. Kita sudah menikah, jadi tidak sepantasnya setiap ada masalah kita langsung berpisah begitu." pinta Reza dan mencoba untuk memeluknya, tapi Maya menolak. "Kamu boleh meminta apapun dariku agar kata maaf terucap dari hati dan bibirmu." lirih Reza sambil menyan

"Apa ini, Za?" tanya Dewi menatap sahabat serta bosnya itu untuk meminta penjelasan. Reza tampak tenang, baginya saat ini Maya lebih membutuhkan waktu untuk sendiri. Ia menatap Dewi sekilas. "Ini rumah tanggaku dan aku tidak perlu menjelaskan semuanya. Karena dari awal, memang salahku. Aku yang ada di antara mereka berdua." lirihnya membuat Dewi dan Maya menatapnya iba. Bagi Dewi, Reza adalah laki-laki dan suami yang sempurna. Siapapun yang bisa menjadi pendamping hidupnya, dia adalah perempuan yang beruntung. Namun, Dewi juga bersyukur karena Maya sepertinya sudah tidak terlalu memperhatikan Galang. Dia hanya perlu waktu untuk mengusir laki-laki itu dari hatinya. Maya menatap Galang tajam. Ia benar-benar tidak menyangka pernah mencintai laki-laki itu selama ini dengan hati yang tulus. Entah apa yang merasukinya waktu itu. "Apapun pernikahanku, tidak ada hubungannya sedikit pun dengan dirimu. Aku bahagia menikah dengan Reza dan aku juga perlahan-lahan akan mencintainya dengan sep

"Apa perlu Abi jelaskan semuanya?" tanya Pak Fahmi yang perlahan mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Bu Habibah. "Tidak apa-apa, kalau Abi mau cerita, Umi gak akan larang. Tapi kali tidak mau pun, kita tidak akan pernah memaksa," jelas Bu Habibah tanpa diminta. Dirinya sudah tahu kalau Pak Fahmi sedang meminta pendapatnya secara tidak langsung. Padahal, Reza juga tidak memaksa. Dia hanya ingin tahu apakah yang selama ini dikatakan teman-temannya itu asli atau palsu. Selama ini Reza selalu berharap kalau yang dia dengar itu hanyalah gosip semata, karena baginya, sosok Pak Fahmi sangatlah sempurna sampai tidak ada celah sedikit pun. Namun ternyata, tidak seperti pemikirannya. 'Semua orang baik punya masa lalu dan semua pendosa punya masa depan.' Jika untuk diterapkan kepada diri kita, maka, jangkanlah kita ungkit aib kita ataupun orang lain yang selama ini sudah ditutup oleh yang maha kuasa. Begitupun dengan menghina seseorang yang ahli maksiat, karena bisa jadi di masa depan,

Reza terdiam sesaat ketika mendapat pertanyaan yang mengguncang hatinya. Ia benar-benar tidak sanggup jika membayangkan Maya menjadi milik laki-laki lain. Meksipun pada awalnya dia tidak ingin cinta itu egois, tapi pada akhirnya hari Reza sangat berat untuk melepaskan Maya. "Tidak, bisa saja dia hanya temannya!" seru Reza mencoba untuk tenang. "Teman? Apa kau yakin? Bukankah kau sendiri yang melarang Reza untuk berteman dengan seorang laki-laki selain kau dan Galang?" tanya Dewi membuat Reza tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya secara normal. Badannya langsung ambruk ketika membayangkan siapa laki-laki itu. "Hah, kau saja sampai seperti ini. Lalu, bagaimana dengan Maya?" Dewi menatap Reza lekat. "Selama ini mencintai Maya, apa kamu masih tidak tahu dengan jelas kalau perasaannya itu sangat halus? Maya adalah perempuan yang hebat, tapi juga rapuh, dan aku yakin kamu juga tahu tentang hal ini. Jadi, aku tidak akan capek-capek membuatmu perc