“Ngomong apa, Lo?”Zayn yang pertama bersuara. Ia menarik tangannya, namun cengkeraman lelaki tak dikenal itu begitu kuat menahannya.“Oh, punten, Kang. Hilap, lupa udah bukan di kampung,” lelaki itu terkekeh sendiri. “Saya teh bilang kalau itu gak baik, awon. Gak boleh kasar, gak boleh memukul perempuan. Si Teteh ini, gitu, Kang.”Zayn mendengus lagi. “Lepas!” perintahnya.Lelaki itu melepaskan tangan Zayn, namun meraihnya kembali, “Janji dulu, Kang, gak akan mukul ke si Tetehnya.”Zayn mendesis kemudian. “Iya! Resek amat, sih!”Sret.Lelaki itu melepaskan tangan Zayn. Tapi masih berjaga-jaga sambil menoleh pada Aya. "Gak apa-apa, Teh?" Aya masih mematung, mencerna apa yang terjadi. Ia hanya menggeleng.“Kita belum selesai, Aya,” ucap Zayn tidak mengacuhkan lelaki yang masih menoleh pada Aya.“Kita sudah selesai." Aya mendesis pelan. “Aya!”“Apa?!”Zayn mendelik pada lelaki yang tiba-tiba saja berada di antaranya dan Aya. Tinggi mereka yang hampir sama membuat Aya otomatis terlindu
最終更新日 : 2025-08-26 続きを読む