Kata-kata itu membuat napas Vanya tertahan. Ia mundur selangkah, tapi Kevin tetap mendekat, matanya tidak lepas dari wajahnya yang merah padam.“Ja-jangan bercanda seperti itu.” Suara Vanya bergetar, antara panik dan tak tahu harus bagaimana.Senyum tipis muncul di bibir pria itu. Ia menunduk sedikit, cukup untuk membisikkan sesuatu di telinganya. “Siapa bilang aku bercanda?”Deg.Vanya nyaris tidak bisa bernapas. Tubuhnya menegang seketika, dan sebelum sempat berpikir, ia sudah menutup dada dengan kedua tangan, seolah benar-benar takut pria itu akan melakukan sesuatu.Tapi Kevin malah tertawa pelan. “Kau mudah sekali panik.”Lalu detik berikutnya Kevin membalikkan tubuhnya dengan santai. “Gantilah, aku tidak akan mengintip. Bilang kalo perlu bantuan.”Mendengar ucapan itu, Vanya benar-benar merasa sangat lega. Hanya saja, takut pria itu malah berubah pikiran untuk kembali berbalik, dia lalu dengan gerakan cepat membuka pakaiannya dan menggantinya dengan gaun itu. Hanya saja, tentu b
Terakhir Diperbarui : 2025-11-03 Baca selengkapnya