Vanya menatap layar ponselnya lama sekali. Pesan terakhir dari Kevin masih terbuka, dan entah kenapa jantungnya berdebar setiap kali ia membacanya ulang.“Kenapa nada pesannya terdengar seperti… marah?” bisiknya pelan.Ia menggigit bibir bawah, ragu-ragu mengetik balasan, lalu detik berikutnya kembali dihapus.“Sudahlah, aku jawab nanti saja.” Ia memasukkan ponselnya ke dalam tas, berusaha menenangkan diri sebelum akhirnya turun menemui Selina.Begitu mobil melaju, Vanya tampak melamun, menatap keluar jendela tanpa fokus. Raut wajahnya begitu jelas menampakkan sesuatu hingga menarik perhatian Selina.“Kak Vanya kenapa? Kelihatannya lagi mikirin sesuatu,” tanya Selina sambil menoleh.“Tidak apa-apa,” jawab Vanya cepat, meski suaranya terdengar lemah.Selina menatapnya sekilas, lalu tersenyum kecil. “Kalau yang dipikirin Kak Kevin, ya wajar. Dia memang begitu orangnya. Dia itu kaku, dingin, dan … yah, bisa dibilang kejam juga.”Ia berhenti sejenak sebelum melanjutkan, “Tapi ….”“Tapi ap
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-10-26 อ่านเพิ่มเติม