Semua Bab Setelah Aku Pergi, Baru Kau Menangi: Bab 21 - Bab 30

Andrian ditolak, tapi dia tidak marah, melainkan terus mendesak dan berkata, "Vannisa, jangan pura-pura, aku tahu kamu masih mencintaiku. Meskipun kontrak itu mengatur kamu harus merawatku dengan baik, tapi tidak ada aturan yang mengharuskan kamu mencintaiku.""Selama tiga tahun itu, aku bisa merasakan kamu punya perasaan padaku. Aku tidak percaya, cuma dalam waktu sebulan lebih, kamu bisa benar-benar melupakanku."Di sekeliling Andrian juga ada banyak wanita yang jatuh hati padanya.Dia sangat percaya diri dengan pesonanya.Ini pertama kalinya Vannisa melihat betapa tebal muka dirinya.Dia menyindir, "Pak Andrian, apakah aku ini orang yang sangat rendah di hatimu?"Dia berhenti sejenak, lalu dengan tatapan penuh penghinaan, menilai Andrian dari atas sampai bawah."Kenapa aku harus kembali kepada sampah yang selingkuh? Harus tahan jijik dan pergi makan dengan sampah itu?"Andrian marah sampai terasa sakit di ginjalnya."Vannisa, kamu ini benar-benar nggak tahu malu ya? Aku sudah datang

Sabtu malam, Riski tidak perlu lembur, jadi dia mengajak Vannisa pergi membeli hadiah bersama.Keduanya pun pergi ke mal.Vannisa awalnya ingin membeli setelan gaun dengan harga yang wajar, tapi siapa sangka, Riski langsung membawanya ke toko barang mewah.Melihat sikapnya yang santai dan percaya diri, rasa gelisah di hati Vannisa sedikit berkurang.Riski membantu memilihkan sebuah gaun hitam untuknya.Vannisa masuk ke ruang ganti untuk mencoba pakaian itu.Saat itu, Riski mendapat telepon dan keluar untuk menjawabnya.Vannisa selesai berganti dan keluar, tapi tidak melihat Riski, jadi dia menunggu di dalam toko.Tiba-tiba, Sinti dan sahabatnya masuk ke dalam toko.Melihat Vannisa, Sinti menunjukkan senyuman aneh.Kenapa mantan kakak ipar kampungan bisa ada di sini?Dia bertukar pandang dengan sahabatnya, lalu tersenyum sinis dan melangkah maju, menepuk bahu Vannisa."Vannisa, kenapa kamu ada di sini?"Vannisa melihatnya tanpa merasa terkejut.Sebagai putri sulung Keluarga Farhan, Sint

Vannisa segera menarik Riski menuju pintu keluar.Kebetulan di depan toko ini ada sebuah etalase pajangan, yang memamerkan beberapa karya seni buatan tangan rancangan para maestro.Sinti yang berjalan lurus ke arah Vannisa pun menabraknya dengan keras.Beruntung Riski bergerak cepat, menarik Vannisa ke samping sehingga dia tak tertabrak. Namun Sinti tidak seberuntung itu.Dia malah menabrak lemari pajangan itu.Karya seni di dalamnya langsung jatuh berantakan, semuanya hancur berkeping-keping. Di dahinya juga muncul benjolan besar akibat benturan.Sahabat Sinti buru-buru datang membantu dan bertanya dengan cemas, "Sinti, kamu nggak apa-apa kan?"Seorang pelayan toko bergegas keluar dengan wajah panik dan berkata, "Itu semua karya seni, sangat mahal!"Takut diminta ganti rugi, Sinti langsung menunjuk Vannisa. "Dia yang dorong aku! Makanya aku dengan tidak sengaja nabrak! Dia yang harus ganti rugi!"Tepat saat itu, Andrian datang.Melihat adiknya terjatuh dan mendengar tuduhan barusan,

Vannisa langsung menolaknya tanpa ragu.Andrian mulai kesal, dia menekan pelipisnya, jelas tak mengerti dan berkata, "Kamu marah padaku, bahkan menceraikan aku, aku bisa terima. Tap ibu selalu memperlakukanmu dengan baik, menganggapmu seperti anak kandung, apa kamu nggak seharusnya tahu berterima kasih? Vannisa, kenapa hatimu bisa sedingin ini?"Sejak sakit, Fika jadi semakin banyak maunya dan sulit untuk dilayani.Apa pun yang dibuat para pembantu selalu salah di matanya.Dulu, hanya masakan Vannisa yang bisa membuatnya tersenyum puas.Andrian harus mengurus perusahaan dan merawat ibunya sekaligus. Dia benar-benar kewalahan.Karena itu, dia berniat membujuk Vannisa untuk kembali merawat ibunya.Namun Vannisa merasa permintaan pria itu sungguh tak masuk akal."Andrian, dulu aku masuk Keluarga Farhan karena kontrak. Aku berusaha sebaik mungkin menjadi menantu yang pantas, merawat ibumu, patuh padamu.""Tapi sekarang kontrak itu sudah berakhir. Aku tak punya kewajiban lagi mengurus urusa

Vannisa tidak mengenal siapa pun di pesta itu, jadi dia memilih duduk sendirian di sudut ruangan.Sinti baru saja datang, dan kebetulan melihatnya.Sejak kejadian sebelumnya di toko barang, Sinti memang sudah lama menyimpan rasa dendam terhadap Vannisa.Ditambah lagi, dia mendengar dari Renisa bahwa Vannisa sekarang dekat sama pria kaya, dia pun salah paham dan mengira Vannisa bisa masuk ke pesta itu karena mengandalkan bantuan seorang pria tua berduit.Di dalam hatinya, dia semakin meremehkan Vannisa.Dia sama sekali tak menyangka, setelah putus dari kakaknya, Vannisa bisa begitu tak tahu malu, bersikap genit ke sana kemari, menggoda pria mana saja yang ditemui.Dengan nada sinis, dia mendekati Vannisa dan menyindir, "Vannisa, kamu datang ke sini dengan sokongan pria tua mana?"Vannisa langsung membalas dengan tajam, tanpa basa-basi, "Kalau hatimu kotor, semua yang kamu lihat pun akan terlihat kotor, Nona Sinta."Sinta langsung naik pitam.Tatapannya menyapu pakaian Vannisa dari atas