Vannisa tak berkata apa-apa, langsung menampar Renisa dua kali keras-keras.Renisa terpaku, tak menyangka akan dipukul, tapi dia tak berani membalas.Ternyata dua tamparan belum cukup memuaskan Vannisa, dia kembali mengangkat tangannya, menampar lagi beberapa kali.Baru saat telapak tangannya mulai terasa nyeri, dia berhenti.Wajah Renisa kini merah membengkak, matanya berair karena menahan sakit.Vannisa baru merasa lega, lalu dengan nada tenang bertanya, "Kamu nggak akan bilang ke siapa-siapa soal ini, kan?"Renisa menahan tangis, suaranya serak, "Aku yang jatuh sendiri."Vannisa menepuk wajahnya, tersenyum, dan berkata, "Begitulah seharusnya."Selesai berkata, dia berbalik dan pergi begitu saja.Renisa menatap punggungnya dengan penuh amarah, tubuhnya gemetar, tapi karena masih dipegang bukti oleh Vannisa, dia tak bisa berbuat apa-apa.Sambil mengentakkan lantai dengan kesal, dia masih tak habis pikir, bagaimana Vannisa bisa membujuk para penculik untuk merekam percakapan itu?Tapi
Read more