Yansen berkata, "Tiga tahun lalu aku sudah ingin menjadikannya murid, sayangnya waktu itu terlewatkan. Sekarang, setelah berputar-putar, dia malah datang ke orkestra ini. Sepertinya, dia memang ditakdirkan jadi muridku."Setelah mendengar itu, hati Riski pun jadi lebih tenang.Tampaknya, peluang Vannisa untuk masuk ke orkestra juga sangat besar."Apa pun hasilnya, tetap terima kasih banyak. Paman Yansen, aku ingin bersulang untukmu"Yansen tersenyum sambil mengangkat gelasnya. Dalam hati, dia berpikir sepertinya tak lama lagi dia akan menghadiri pernikahan putra kedua Keluarga Alden dari Kota Beirus.Kalau Vannisa benar-benar bisa bersama Riski, itu justru merupakan hal baik.Dalam perjalanan pulang, Yansen bertanya pada asistennya, Candra Alvaro, "Tolong periksa daftar pendaftaran audisi orkestra, apakah ada seorang gadis bernama Vannisa?"Candra segera membuka tabletnya dan mengecek, dengan cepat dia menjawab, "Pak Yansen, tidak ada nama Vannisa dalam daftar peserta."Yansen terkejut
Read more