Aku menjauh, menarik diri dari pelukan Nadira. Sentuhan tangannya pada tubuhku memicu reaksi yang membuatku panik.“Stop, Nad! Jangan mendekat. Aku sedang tidak ingin,” kataku, berusaha mengendalikan nada suaraku agar tidak terdengar seperti perintah. “Aku ingin segera tidur, karena besok harus berangkat pagi-pagi sekali.”Nadira, yang sudah melonggarkan gaun tidurnya, tersenyum sinis. “Kamu tidak bisa membohongi diri, Mas. Lebih baik lampiaskan saja,” katanya, dan tangannya tetap berusaha meraihku.Aku mundur dua langkah lagi, amarahku kembali tersulut, bercampur dengan rasa bersalah. “Kalau terus diperlakukan seperti ini, semua pria normal juga pasti sama! Kamu hanya menggoda setiap pria, setiap pria kamu ajak tidur!” seruku, penuh frustrasi.Mendengar tuduhanku, senyum Nadira memudar. Matanya yang tadi menggoda kini berkaca-kaca.“Karena hanya itu pekerjaanku, Mas! Hanya dengan cara seperti itu aku bisa makan dan bertahan hidup!” Suaranya tercekat. “Kamu pikir dari mana selama ini
Last Updated : 2025-11-11 Read more