“Baik Pak, akan aku usahakan,” jawabku cepat, merasa terbebani. Aku keluar dari ruangannya, kembali ke meja kerjaku. Laporanku masih menumpuk, revisi desain, penghitungan kembali dari hasil meeting kemarin dan masih banyak lagi. Kalau begini, sama aja lembur juga. Aku harus makan siang sambil kerja, nggak ada waktu santai. Gajinya tetap segitu, nggak ada uang lembur kecuali saat mencapai target. Kalau di pikir-pikir, enakan kerja di gym sambil live TokTok. Lebih tenang, penghasilan harian, nggak ada gosip kantor yang bikin pusing. Jam makan siang tiba, tapi aku tetap di meja kerjaku. Ardi mendekat, bawa dua bungkus nasi goreng dari warteg depan. “Bro, ayo kita makan siang di luar!” “Maaf Di, hari ini gue mau beli makanan di pantry dan makan di sini,” kataku, mataku tetap fokus di layar. “Rajin amat lu,” goda Ardi, duduk di kursi sebelah. “Kan bisa dikerjain nanti. Mending ikut gue. Tadi kata lu mau bahas yang tadi pagi.” Aku menghela napas, menceritakan sekilas tentang pr
Terakhir Diperbarui : 2025-10-29 Baca selengkapnya