Federico meraih tangan Goldiva, dan saat tangannya menyentuh tangan Goldiva, keduanya sedikit terkejut. “Aku… Aku baik-baik saja.”“Kau… Kau suruh mereka pergi, aku tidak ingin bertemu mereka lagi…” ucap Goldiva.Goldiva menggigit bibir, mengerutkan dahi karena sakit. Jelas, lukanya tidak sesederhana yang dia katakan.Federico menoleh dan menatap Richard beserta para pengikutnya dengan tatapan dingin dan tegas. “Karena Bibi Goldiva sudah bicara, kali ini aku akan membiarkan kalian pergi. Tapi… Jika ada yang berani lagi…”“Tidak! Tidak akan ada lagi!” teriak mereka serempak. “Kak Federico! Kami berjanji tidak akan mengulanginya! Tolong, Kak Federico, ampunilah kami.”Sebelum Federico sempat menanggapi, para pengikut itu sudah berlutut, memohon ampun dengan kepala menempel lantai.Federico menghela napas dingin, lalu berkata, “Pergilah.”Segera, mereka berlalu, saling menopang, pincang dan terburu-buru menjauh.Richard terakhir kali terlihat dibopong pergi dalam keadaan lemah, kehilangan
Magbasa pa