Wajah Goldiva tampak jelas penuh kepanikan, matanya berusaha menghindar, sama sekali tidak berani menatap mata Chandra.Kedua tangannya terus menekan pipinya sendiri, seolah-olah ingin segera menghapus rona merah yang menyala di wajahnya.Chandra tidak membongkar kegugupannya, hanya mengalihkan topik, “Ngomong-ngomong, kamu seharusnya jangan buru-buru berdiri... Kamu harusnya tetap berbaring lebih lama...”“Ah? Maksudnya apa...” Goldiva sempat berpikir sejenak, lalu langsung paham maksud Chandra. Seketika wajah cantiknya semakin merah padam...Chandra mengangguk pelan, “Bagaimanapun juga, kali ini terlalu terburu-buru. Sepertinya tidak mudah langsung berhasil. Kalian harus lebih rajin, jangan buang waktu, semakin sering maka peluang berhasil juga semakin besar...”“Ya ampun...” Goldiva malu sampai menghentakkan kakinya, “Sudah tahu, sudah tahu, jangan banyak ngomong lagi...”Selesai berkata, ia pun mengambil pakaian ganti, hendak keluar kamar.Melihat itu, Chandra bertanya dengan nada
Baca selengkapnya