“Ah!” Tania menjerit kaget, matanya melotot tak percaya. Dia sama sekali tak menyangka, lelaki yang dulu selalu menurutinya tanpa syarat, lelaki yang dulu ia anggap tak berguna, hari ini malah berani menamparnya dengan begitu kejam!“Federico.... Kamu.... Kamu gila! Bagaimana kamu bisa berani... Kamu dulu tidak seperti ini," ucap Tania.Federico mendengus dingin, lalu menegaskan kata demi kata, “Dulu memang dulu, sekarang beda dengan dulu! Kamu berkali-kali mencari masalah denganku, bahkan berani memanggilku anak haram! Kalau aku tidak beri pelajaran, kamu kira aku gampang ditindas!”Sambil bicara, Federico langsung mengangkat tubuh Tania, memeluknya dengan paksa, lalu menyingkap jas putihnya. Tanpa ragu, ia menepuk keras-keras bokongnya.“Ah!! Ahhh!! Tolong!! Pembunuhan!! Ahh... Ahhh!!”Tania menjerit-jerit kesakitan. Wajahnya merah padam, malu bercampur marah, tapi juga diliputi perasaan aneh yang membuat tubuhnya bergetar, seakan di dalam hatinya justru ada sisi yang samar-samar men
Baca selengkapnya